Nizam Al Mulk, Negarawan Alim Pendiri Madrasah Nizamiyah

Nizam Al Mulk, Negarawan Alim Pendiri Madrasah Nizamiyah

Nizam Al Mulk, Negarawan Alim Pendiri Madrasah Nizamiyah

“Nizam Al Mulk adalah seorang yang alim, dermawan, agamawan, penyantun, adil, suka memaafkan orang yang bersalah, majlisnya ramai didatangi oleh para qari, ulama, faqih dan orang-orang yang suka kebaikan dan kebajikan.”

Begitu petikan dari kitab Al Kamil fi Tarikh tentang tokoh bernama Nizam al Mulk. Lelaki kelahiran Radkan, Thus 10 April 1018 ini dikenal sebagai pendiri Madrasah Nizamiyah yang sangat kesohor itu. Tidak hanya itu Nizam disebutkan perdana menteri yang berpaham Asy’ariyah dan menyebarkan ajaran paham tersebut lewat beberapa madrasahnya yang berada di wilayah Seljuk.

Naiknya Nizam Al Mulk adalah perdana menteri bani Seljuk yang kesohor. Diangkatnya Nizam menjadikan ulama-ulama besar seperti Imam Al Juwaini maupun Imam al Qusyairi kembali ke negerinya setelah melarikan diri. Pasalnya pada masa pemerintahan sebelumnya yaitu perdana menteri Al Kunduri pada masa kekhalifahan Sultan Turgril Beq, paham Asy’ariyah dan madzhab Syafi’i dilarang.

Nizam diangkat menjadi perdana menteri pada Dinasti Seljuk  dimasa pemerintahan Sultan Alp Arslan dan Sultan Maliksyah. Bernama asli Abu Ali al Hasan bin Ali bin  Ishaq at Tusi. Masa mudanya dihabiskan untuk mencari ilmu. Nizam sempat berguru kepada ulama Syafiiyah yaitu Hibatullah Al Muaffaq. Ayahnya seorang pegawai pemerintahan Gaznawi di Khurasan Iran. Namun ketika Bani Seljuk mengambil alih, ayahnya membawa Nizam Al Mulk lari ke Khusrawjird dan kemudian ke Gazna. Di kota ini Nizam berkerja sebagai pagawai pemerintahan Mahmud Gaznawi.

Hanya tiga atau empat tahun Nizam tinggal di Gazna. Ia kemudian pindah Balkh dan Marw sebagai pegawai pemerintahan. Kariernya menanjak cepat sehingga diangkat oleh Perdana Menteri Abu Ali bin Syazan pada masa pemerintahan Sultan Alp Arslan. Ketika perdana menteri wafat, Sultan Aeslan menunjukknya sebagai perdana menteri.

Ketika di tunjukkan sebagai perdana menteri, jiwa kenegarawanannysa sangat menonjol. Untuk memelihara stabilitas keamanan kesultanan, Nizam  memberikan nasehat kepada Sultan antara lain adalah memberikan pekerjaan kepada pengungsi Turki yang datang ke Persia akibat kemenangan Dinasti Seljuk. Kemudian pemberontak harus diampuni. Kemudian menunjuk Sultan Maliksyah sebagai putera mahkota untuk menghindari perebutan kekuasaan. Nizam juga menjalin hubungan yang kuat dengan Dinasti Abasyiyah yang kala itu diperintah oleh Khalifah Al Qaim. Bahkan khalifah memberikan gelar kepadanya dengan julukan Qiwam ad- Din dan Radi Amir al Mukminin.

Sebagai seorang ulama, Nizam pernah menyampaikan hadis di  Bagdad, Khurasan hinga kota-kota lainnya. Hal ini dikarenakan dirinya ingin berpartisipasi menyerbarkan hadis, meskipun ia mengatakan dirinya bukan ahli hadis. Disebutkan pula Nizam suka menjamu fakir miskin dan menghiburnya.

Pada masa pemerintahannya menghapuskan khumus ( pajak yang tidak dikenai sanksi syariat) dan meningkatkan sarana dan prasarana ibadah haji. Disamping itu juga memprakarasai perluasan Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Setahun sebelum wafatnya, Nizam menulis sebuah kita yang berjudul Siyaset Name sebuah buku politik tentang siasat pemerintahan. Buku ini terdiri dari 50 bab nasehat yang digambarkan melalui anekdot-anekdot. Kemudian ia menambah 11 bab lagi yang isinya tentang bahaya yang mengancam keutuhan Bani Seljuk.

Nizam Al Mulk meninggal dunia pada 14 Oktober 1092 tepat di bulan Ramadhan 485 H. Iadibunuh oleh pasukan pembunuh Hasyaysin pimpinan Hasan bin Syabbah setelah salah satu anak buahnya menyamar sebagai seorang sufi.