Nikmatnya Mengkaji Asbabun Nuzul Ayat Al Quran

Nikmatnya Mengkaji Asbabun Nuzul Ayat Al Quran

Nikmatnya Mengkaji Asbabun Nuzul Ayat Al Quran

Sejak Imam Ad Dhahhak menulis tentang sisi historisitas Al Quran dalam bukunya yang berjudul Nuzulul Quran, dan Imam Ali bin Al Madini menulis buku khusus tentang “asbab nuzul”, kajian-kajian tentang Makkiyah-Madaniyyah dan asbabun nuzul sebuah ayat atau surah mulai mengambil porsi perhatian dari para ulama-ulama Al-Quran.

Dengan antusias mereka mulai mengkaji ayat-ayat berdasarkan segi turunnya Al-Quran, mereka menawarkan formula definisi yang jami’-maani’ terhadap Makkiyah-Madaniyah dan asbabun nuzul serta mulai menyusun kriteria untuk mengetahui Makkiyah-Madaniyyah.

Hal ini tentu sangat membantu dalam mengklasifikasi ayat-ayat Al-Quran berdasarkan masa turunnya sekaligus memudahkan untuk memahami aspek sosio-historis turunnya Al-Quran, sehingga pemahaman terhadap maksud dari ayat bisa semakin mendekati kebenaran dan valid.

Selain faktor di atas, kajian Makkiyah-Madaniyyah serta asbabun nuzul sangat disenangi oleh para pecinta Rasulullah SAW, karena mereka bisa ikut merasakan bagaimana suasana sosio-historis ketika ayat-ayat Al-Quran diturunkan kepada baginda Rasulullah, sehingga seakan-akan mereka hidup di sisi kanjeng Nabi ketika ayat tersebut turun. Hal ini tentu menjadi sebuah kenikmatan intelektual yang dirindukan para pecinta Rasul.

Kedua hal di atas, tersajikan dengan baik dalam buku Dialektika Langit dan Bumi karya Abad Badruzaman ini.
Menurut saya, buku karya pakar tafsir dan ilmu Al Quran dari Kampus peradaban dan budaya IAIN Tulungagung. yang fotonya saya posting ini, akan berperan ganda: pertama, Ia akan membantu memahami Al-Quran dalam perspektif sosio-historis dan menjawab tantangan kontekstualisasi ayat-ayat Al Quran. Kedua, Ia akan menjadi sebuah obat kerinduan para pecinta Rasul kepada perjalanan dakwah baginda Rasulullah dalam fase Makkah dan Madinah.

Buku ini sangat terasa wah dan berkelas, ketika membaca ulasan apresiasi para pakar Al-Quran dan para tokoh-tokoh pemikir Islam di Indonesia. Rasanya, ulasan ini pun hanyalah sebuah apresiasi yang kecil dibanding apresiasi para pakar-pakar tersebut.

Dalam kajian Makkiyah-Madaniyyah dan asbabun nuzul, saya yakin, buku ini akan menjadi referensi yang selalu menghiasi skripsi, tesis dan disertasi para akademisi.

Wallahu A’lam.