Nasruddin tampak sedang berjalan-alan di kota raja dengan mengenakan baju mullah. Suasana sedang sibuk. Tiak lama kemudian Nasruddin sampai d depan istana. Tampak kesiukan yang luar biasa. Oang-orang lalu lalang dan bekerumun.
Situasi ini membuat Nasruddin penasaran. Keingintahuannya muncul. Ia kemudian merangsek ke depan dan mendekati pintu istana. “Wah ada apa nih kok ramai benar,” gumannya dalam hati.
Selagi mengamati suasana, tiba-tiba pasukan pengawal raja membentak,
“Menjauhlah engkau dari sini, hai mullah!” teriak pengawal raja dengan congkaknya.
“Mengapa aku harus menjauh?” tanya Nasruddin berlagak pilon
“Raja sedang menerima para tamu agung dari seluruh negeri. Saat ini mereka sedang berlangsung pembicaraan penting. Maka dari itu pergilah !”
“Lho kenapa rakyat harus menjauh ?” tanya Nasruddin kemudian.
Pertanyaaan Nasruddin membat pengawal tersebut menjadi agak marah. Dengan nada tinggi ia bekata ” Tahukah kamu mereka sedang melakukan pembicaraan yang menyangkut nasib rakyat banyak. Kami ditugaskan untuk menjaga agar tidak ada perusuh yang masuk dan mengganggu jalannya pertemuan. Maka sekarang kamu harus pergi dan jangan bertanya lagi!”
“Iya, aku akan pergi. Tetapi coba engkau pikirkan, bagaimana kalau perusuhnya sudah ada di dalam sana dan melakukan pertemuan” kata Nasrudin sambil beranjak pergi.