Suatu kali Nasrudin Hoja tampak berbincang-bincang dengan seorang hakim.Kala itu jabatan hakim dipegang oleh para cendekiawan dan berpikir hanya dari satu sisi saja. Seperti biasa, hakim kemudian menguji Nasruddin dengan sebuah diskusi menarik.
“Seandainya saja, setiap orang mau mematuhi hukum dan etika, …” kata sang hakim sambil melirik Nasruddin .
Melihat hakim yang seolah-olah bertanya kepadanya maka kemudian Nasurdin berkata, “Bukan manusia yang harus mematuhi hukum, akan tetapi hukum lah yang seharusnya disesuaikan dengan kemanusiaan.”
Mendengar jawaban itu Hakim melanjutkan pertanyaannya, “Tapi coba kita lihat cendekiawan seperti Anda. Kalau Anda memiliki pilihan: Anda akan memilih kekayaan atau kebijaksanaan,?”
“Tentu saja saya akan memilih kekayaan. Bagaimana Anda ini,” jawab Nasruddin seketika.
Jawaban itu membuat hakim, ” Wah sangat memalukan. Seharusnya Anda seooang cerdik pandai dan diakui masyarakat memilih kebijaksanaan daripada kekayaan?”
Nasrudin tak kalah sigap, ia balik bertanya, “Kalau pilihan Anda sendiri?”
” Sangat jelas saya akan memilih kebijaksanaan,” ujar hakim dengan nada meledek Nasruddin.
” Sudah terbukti kalau semua orang memilih untuk memperoleh apa yang belum dimilikinya,” jawab Nasruddin