Nabi Shaleh AS, adalh anak ‘Ubaid bin Jabir bin Tsamud. Kaumnya bernama Tsamud, ialah nama yang dibangsakan kepada nama kakeknya yang bernama Tsamud bin Amir bin Iram bin Sam bin Nuh.
Jadi Nabi Shaleh adalah keturunan Nabi Nuh a.s. yang keenam. Kaum Tsamud ini menempati daerah yang semula ditempati oleh kaum 'Ad. Negeri itu telah kosong ditinggalkan oleh bangsa 'Ad karena musnah, tetapi lama kelamaan di negeri itu terdapat suatu bangsa yang menempati dan mendiaminya. Bansa baru inilah yang dinamakan bangsa Tsamud. Mereka itulah yang menguasai daerah yang semula dikuasai oleh kaum 'Ad.
Bangsa Tsamud ini penuh dengan harta benda, senang dan bahagia tidak kekurangan suatu apa. tetapi mereka lupa sama sekali kepada Tuhan, tidak kenal sama sekali kepada Allah. Karenanya mereka lama-kelamaan semakin jahat, jauh dari segala yang baik, malah menjadi sombong sesombong-sombongnya.
Nabi Shaleh menyeru dan mengajak kaumnya sebagaimana diterangkan dalam al-Qur'an, sbb:
"Kami telah mengutus kepada Tsamud, seorang saudaranya bernama Shaleh, seraya berkata: "Hai kaumku! Sembahlah Allah, tiada kamu bertuhan selain dari padaNya. Dia yang menjadikan kamu dari bumi, serta memakmurkannya, sebab itu minta ampunlah kamu, serta bertaubat kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhan deka, lagi memperkenankan permintaan orang"." (QS.Hud, ayat 6).
Ajakan dan seruan NAbi Shaleh kepada kaumnya itu, tidak dihiraukan oleh mereka, bahkan mereka mengejek dengan mengatakan: Bahwa Shaleh itu hanya seorang manusia biasa saja. Padahal mereka telah minta bukti tentang kerasulannya, yaitu supaya Nabi Shaleh bermohon kepada Allah, untuk mengeluarkan seekor unta betina dari dalam sebuah batu besar.
Karena mereka sangat durhaka kepada Tuhan, maka seruan Nabi Shaleh tidak dihiraukan sama sekali, mereka mengganggu unta yang menjadi bukti ke-Rasulan Nabi Shaleh.
Bukti ke-Rasulan NAbi Shaleh ialah seekor untayang tidak boleh diganggu oleh air minumnya yang sudah tertentu untuk unta itu, dan air susunya itu boleh diminum.
Karena mereka tak percaya, mereka ganggu unta tadi, yaitu mereka sembelih. Sesudah itu mereka datang kepada Nabi Shaleh sambil berkata:"Jika benar engkau utusan Allah, buktikanlah siksaan yang engkau janjikan dahulu itu, unta iru telah kami sembelih."
Jawab Anbi Shaleh: "Kamu boleh menyaksikan sendiri dalam tiga hari ini, karena adzab tuhan telah dekat!"
Tentang jawaban Nabi Shaleh, nyata telah terbukti sebagaimana firman Allah Swt, sbb:
"Mereka lalu disaambar petir, maka matilah mereka di negeri itu" (QS. al-A'raf, ayat 78)
Sebelum adzab itu datang, Nabi Shaleh beserta orang-orang yang beriman telah pergi lebih dahulu dengan meninggalkan pesannya, sebagaiman tersebut dalam al-Qur'an, sbb:
"Shaleh berpaling dari mereka seraya berkata: "Hai kaumku! sesungguhnya aku telah menyampaikan risalah Allah kepadamu dan aku telah memberi nasehat, tetapi kamu tidak sukakepada orang-orang yang memberi nasehat." (QS. al-A'raf, ayat 79).
Dengan adzab ini habislah negeri itu dibinasakan Allah, sedangkan NAbi Shaleh serta pengikutnya pindah ke negeri lain yaitu di Hadramaut, sedangkan menurut riwayat yang lain beliau pindah ke negeri Makkah. Adapun mereka yang terlepas dari adzab Allah waktu itu ialah 120 orang, dan mereka di negeri yang baru itulah memulai menyusun kehidupan yang baru.