Hari Ahad, 16/02/2020, aku diminta KBIH Al-Mabrur, Arjawinangun, Cirebon, mengisi Manasik Haji. Tema yang diminta adalah “Hikmah Ibadah Haji, dari mulai Thawaf, Sa’i, Wuquf, Mabit di Muzdalifah, Jumrah, Mabit di Mina, Menyembelih Kurban, Thawaf Ifadhah sampai Thawaf Wada’.
Usai menjelaskan semua itu, seorang ibu, berusia di atas 50 tahun, calon jemaah, bertanya tentang urutan jumroh, menyembelih, dan tahallul awal. Mana yang didahulukan dan mana yang diakhirkan. Aku menjawab, “Terserah sempatnya ibu saja”.
Nabi mengatakan: agama itu mudah dan tidak mempersulit. Al-Qur’an menyatakan:
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُم في الدِّين مِنْ حَرَجٍ
Artinya:
“Dan Dia (Allah) sama sekali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesulitan.” (QS: Al-Hajj ayat 78)
Allah berfirman :
يُريدُ الله بكُمُ اليُسْرَ وَلا يُريدُ بِكُمُ العُسْر
Artinya:
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al-Baqarah ayat 18)
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَبَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا
“Permudahlah dan jangan mempersulit. Gembirakanlah. Jangan bikin takut orang”.
Lalu aku sampaikan perihal masalah yang ditanyakan ibu tadi.
Setelah Nabi dan sahabat-sahabatnya wuquf di Arafat, beliau menuju Mina untuk Jumrah (melempar batu kerikil) di Aqabah. Tetapi beliau singgah di Muzdalifah sampai tengah malam. Nabi menyuruh jika mereka tiba di Mina agar menyembelih domba atau unta atau sapi.
Seorang sahabat mengatakan, “aku sih menyembelih dulu baru melempar (jumroh). Bagaimana Nabi?
Nabi menjawab, “ya, tidak apa-apa”. Sahabat lain bilang, “aku sih “tahallul”, mencukur rambut dulu baru menyembelih. Bagaimana?”.
Nabi menjawab : “ya boleh, tidak apa-apa”.
Sahabat yang lain bertanya apa yang ingin/akan dilakukannya, ini dulu atau itu dulu. Beliau bilang, “If’al wa La Haraj”, ya silakan lakukan, tidak apa-apa. Tidak masalah”.
Ada hadis Nabi yang menyatakan :
عن عاءشة رضى الله عنها ما خُيِّر رسول الله صلى الله عليه وسلم بين أمرين إلَّا أخذ أيسرهما، ما لم يكن إثمًا، فإن كان إثمًا كان أبعد النَّاس منه
Aisyah Radhiyallahu Anha, berkata, ‘Apabila Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam disuruh memilih di antara dua perkara, niscaya beliau lebih memilih yang lebih mudah di antara keduanya, selama itu tidak dosa. Adapun jika itu perbuatan dosa, maka beliau adalah orang yang paling menghindarinya” (Hadis Sahih).
Allah dan Rasul-Nya menghendaki kemudahan bagi umat manusia. Sementara kita, manusia, sering kali, mempersulit diri dan orang lain. Yang tak patut dilakukan sesungguhnya adalah meremehkan, merendahkan, mengacuhkan, mengabaikan dan mencari-cari alasan untuk tidak melakukan kebaikan.