Islam Agama yang ramah bagi siapapun, tidak hanya memuat urusan Akidah saja, tapi ada Syariat, dan ada dimensi akhlaknya. Ini semua menunjukkan kesempurnaan ajarannya.
Salah satu cara untuk mengukur keislaman seseorang adalah dengan seberapa besar ia mampu meninggalkan hal-hal yang tak ada faidahnya, tak penting atau tak ada kaitannya dengan kebaikan urusan dunia maupun urusan akhirat, lebih jelasnya seorang muslim sejati mampu mendayagunakan segala kemampuannya untuk hal yang positif, seperti dalam Hadis Nabi: yang diriwayatkan oleh sahabat Abi Dzarr:
ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺫﺭ , ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: «ﻣﻦ ﺣﺴﻦ ﺇﺳﻼﻡ اﻟﻤﺮء ﺗﺮﻛﻪ ﻣﺎﻻ ﻳﻌﻨﻴﻪ
Artinya: diriwayatkan dari Abi Dzarr, Nabi bersabda: salah satu tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tak ada faidahnya.( HR.Muslim)
Dalam kitab Faidhul Qodir karya Imam Munawi, belia menjelaskan bahwa hal-hal yang tidak berfaedah dalam ucapan maupun perbuatan, termasuk banyaknya pertanyaan yang tak berguna, yang akan memberatkan dirinya. Begitu juga menyia-nyiakan harta benda untuk urusan yang tak ada gunanya atau kebaikannya karena hal itu akan merugikannya.
Maka seorang muslim yang baik harus mengetahui masa depannya agar tak rugi dengan keuntungan sesaat.