Muhammad Ali dan Omar Mateen

Muhammad Ali dan Omar Mateen

Muhammad Ali dan Omar Mateen

Bulan ini, di Amerika Serikat ada dua kejadian yang menarik publik dunia. Keduanya dilakukan oleh seorang muslim. Tentu karena dilakukan seorang muslim, maka orang juga akan menyorot agama Islam. Dengan kejadian tersebut dapat menjadi penjelas, siapa yang sebenarnya menjadi perusak Citra Islam di mata dunia.

Pertama, pemakaman Muhammad Ali, petinju legendaris, tokoh kemanusiaan, pejuang kesetaraan dan keadilan bagi umat manusia. Di tangannya, Islam jadi spirit kemanusiaan. Spirit perjuangan dalam mewujudkan tatanan yang lebih adil di Amerika dan Dunia. Kematiannya menuai empati para pemimpin dunia. Lantunan tahlil saat pemakamannya menjadi serasa menyejukkan. Diucapkan oleh ribuan orang. Non muslim di Amerika yang hadir terlihat larut dalam keheningan dan tidak ada yang mempersoalkan. Seakan tahlil sudah menjadi kebiasaan yang terdengar di Amerika’.

Muhammad Ali pejuang Muslim yang menegakkan nilai-nilai agamanya dengan kasih sayang. Membaur dengan tradisi Amerika. Tidak terbatasi dengan sekat-sekat agama dalam berinteraksi dengan sesama, menjadi ikon tokoh Muslim yang muncul di negara yang bukan mayoritas Muslim.

Kedua, kejadian yang baru saja menghentak perhatian rakyat Amerika Serikat, Penembakan yang dilakukan oleh Omar Mateen, emigran dari Afganistan di salah satu kelab malam di Orlando. Penembakan ini menewaskan 50 orang dan beberapa luka-luka.

Publik Amerika cukup sensitif ketika pelakunya berbau-bau Arab, walaupun Afganistan bukanlah Arab. Citra Islam yang bagus dengan pemakaman Ali, lenyap seketika dengan aksi pembunuhan Muslim lain. Dan pola pembunuhan seperti ini, banyak terjadi di Timur Tengah, wilayah dimana Perilaku pemeluk Islam menjadi rujukan oleh bagian besar umat Islam dan lainnya.

Dari kedua kejadian ini perilaku pemeluk Islam ini, menunjukkan bahwa perilaku pemeluk Islam menjadi penentu bagaimana sebuah agama dipahami dan diketahui oleh umat agama lain. Jika perilaku umat islam buruk, buruklah citra Islam sebagai agama. Kalau citranya sudah buruk, bagaimana mungkin tujuan dakwah akan sampai dan diterima oleh umat manusia.

Dari peristiwa ini, dapat ditarik hikmah pula, sosok bagaimana yang dapat diterima publik, walaupun berbeda agama. Pelaku penembakan dapat kutukan dari mana-mana, Ali dapat simpati yang mendalam dan banyak yang merasa kehilangan.

Dan bagi umat Islam di Indonesia, tentu dapat memilih, cara Ali atau Omar Pateen yang tepat sebagai cara berdakwah.