Dunia ini sebagai ladang untuk meraih keuntungan akhirat. Sayangnya, banyak orang yang tak mengetahui hal itu, sehingga ia terlena dengan kenikmatan sesaat yang merugikan dirinya sendiri.
Bila manusia sadar akan tanggung jawab yang telah dibebankan kepadanya berupa perintah untuk beribadah dan bermuamalah (bergaul dengan orang lain) dengan akhlak yang baik, maka ia akan berusaha memacu diri untuk menyeimbangkan kebutuhan dunia dan akhirat. Urusan dunia penting, tetapi urusan akhirat tak kalah penting.
Sebab itu, kita mesti memperbanyak amalan agar menjadi tabungan ketika meninggal kelak. Dalam hadis disebutkan ada beberapa amalan yang pahalanya mengalir terus, meskipun orangnya sudah meninggal, amalan itu sebagaimana disebutkan dalam riwayat Ibnu Majah bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya amal perbuatan dan kebaikan orang mukmin setelah ia meninggal yaitu: Pertama, Ilmu yang disebarluaskan. Kedua, meninggalkan anak yang baik (shaleh). Ketiga, mewariskan Mushaf al-Qur’an. Keempat, Membangun masjid. Kelima, membangun rumah untuk orang yang berjuang di jalan Allah. Keenam, mengalirkan sungai. Ketujuh, mengeluarkan sedekah sebagian hartanya dikala sehat dan selama masih hidup. amalan-amalan itu akan bermanfaat setelah ia meninggal dunia.” (HR. Ibnu Majah).
Imam al-Munawi dalam Faidhul Qadir menjelaskan amalan yang bermanfaat setelah kematian di antaranya adalah menyebarkan ilmu lewat menulis buku, mengajar serta amalan yang dapat bermanfaat untuk banyak orang seperti membangun pesantren, kampus dan lainnya maka pahalanya akan selalu mengalir selagi masih digunakan.
Dari sini dapat dipahami bahwa sebelum ajal menjemput seseorang maka dibutuhkan persiapan yang banyak agar tak rugi di dunia dan akhirat.