Menyambut Malam Lailatul Qadar Bag-1

Menyambut Malam Lailatul Qadar Bag-1

Lailaitul qadr adalam malam yang mulia. Lebih baik dari malam seribu bulan.

Menyambut Malam Lailatul Qadar Bag-1

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang memiliki keutamaan paling besar bagi umat Islam diantara kesebelas bulan lainnya. Pada bulan ini, umat Islam diwajibkan berpuasa sebagaimana firman Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang beriman, telah diwajibkan puasa atas kamu sebagaimana telah diwahibkan kepada orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (Q.S Al-Baqarah: 183)

Bulan Ramadhan adalah bulan dimana diturunkannya Al-Qur’an, pintu surge dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu. Dengan besarnya keistimewaan Bulan Ramadhan, umat Islam mana yang tidak bahagia. Bulan penuh rahmat serta ampunanNya. Hal ini sebagaimana tercantum pada Hadits Bukhari:

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ

“Apabila Ramadhan tiba, pintu surge dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.”[i]

Para ulama memuliakan Bulan Ramadhan dengan membagi menjadi 3 dimensi waktu selama 10 hari Ramadhan, yakni:

  1. 10 hari awal Ramadhan
  2. 10 hari tengah Ramadhan
  3. 10 hari akhir Ramadhan

Selayaknya suatu perhelatan acara, acara puncak hanya akan ada di akhir acara. Begitu pula dengan Bulan Ramadhan. Bulan yang suci ini memiliki puncak pada 10 akhir Ramadhan, terlebih dengan adanya malam Lailatul Qadar, malam dimana Al-Quran dan ilmu diturunkan. Malam yang lebih baik daripada 1000 bulan.  Nabi Muhammad Sawlallahu ‘alaihi wasallam sangat mengistimewakan hari ini. Pada hari ini, Nabi semakin semangat dalam beribadah, Qiyamullail (shalat malam), membaca Al-Quran, berzikir, bermunajat, dan memanjatkan doa kepada Allah Subhanallahuta’ala. Selain itu, Nabi sangat memfokuskan ibadahnya pada 10 hari terakhir ini.

Keutamaan Malam Lailatul Qadar[ii]

Allah menyinggung perihal malam Lailatul Qadar tidak hanya dalam satu ayat, tapi sampai satu surat, yakni Al-Qadar.

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

“Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an pada malam Lailatul Qadar, tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu ? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turunlah melaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Allah Tuhan mereka (untuk membawa) segala usrusan, selamatlah malam itu hingga terbit fajar.” [Al-Qadar : 1-5]

Dan pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا ۚ إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui” [Ad-Dukhan : 3-6]