Menteri Agama: Satu Kampung Berdosa Jika Tak Ada yang Shalatkan Jenazah

Menteri Agama: Satu Kampung Berdosa Jika Tak Ada yang Shalatkan Jenazah

Menteri Agama: Satu Kampung Berdosa Jika Tak Ada yang Shalatkan Jenazah

Terkait sejumlah spanduk di beberapa masjid Jakarta yang menyatakan tidak akan “menyalati pendukung penista agama”, Menteri Agama Lukman Saifuddin mengingatkan bahwa itu akan merugikan warga itu sendiri kelak di hari pembalasan (yaumul hisab). “Menyalati jenazah itu fardhu kifayah, akan berdosa satu kampung atau satu wilayah jika tidak ada yang melakukannya,” kata Lukman Saifuddin di Masjid Istiqlal, Jumat (10/3), seperti di beritakan oleh Kumparan.com dan sejumlah portal yang lain.

Lukman menjelaskan bahwa karena fardhu kifayah, maka wajib hukumnya untuk menyalati jenazah orang yang sudah meninggal. Karena fardhu kifayah, jika ada satu saja orang yang menyalatinya maka kewajiban itu dianggap sudah dipenuhi. Namun jika tak satu pun orang melakukannya, maka seluruh umat Islam di wilayah itu akan menanggung dosa. Fardhu kifayah tak ubahnya kewajiban yang bersifat kolektif, berbeda dengan fardhu ain seperti kewajiban sholat lima waktu yang harus ditunaikan tiap individu.

Maka ketika sebuah masjid atau warga tidak mau menyalati jenazah seorang muslim, maka mereka sendiri yamg akan menanggung dosa. “Jadi yang dosa itu yang tidak mau menyalatkan, bukan jenazah yang tidak dishalatkan tersebut,” Lukman mengingatkan.

Harus diakui, agama telah diseret terlalu jauh dalam pilkada Jakarta. Pernyataan tidak akan menyalati pendukung Ahok yang dianggap penista Islam hanya salah satu saja. [SA]