Menjaga Lidah

Menjaga Lidah

Muhasabah, yuk jaga lidah dari perbuatan tidak penting

Menjaga Lidah

Imam Ali bin Abi Thalib, sepupu dan menantu Nabi, mengatakan :

لِسَانُ الْعَاقِلِ وَرَاءَ قَلْبِهِ، وَقَلْبُ الْأَحْمَقِ وَرَاءَ لِسَانِهِ.

Orang yang berakal mikir dulu baru bicara
Orang yang bodoh bicara dulu baru mikir.

Tetapi Imam Al-Ghazali pada tema “Afaat al-Lisan” (Petaka yang diakibatkan oleh lidah/pena) dalam bukunya “Ihya Ulumuddin”, mengatakan :

ان لسان المؤمن وراء قلبه فاذا أراد أن يتكلم بشيء تدبره بقلبه. وان لسان المنافق امام قلبه . فاذا هم بشيء امضاه بلسانه ولم يتدبر بقلبه

Orang yang beriman jika ingin menyampaikan sesuatu dia memikirkannya lebih dulu.
Orang yang pura-pura beriman jika menginginkan sesuatu dia akan langsung bicara tanpa mikir dulu.

Lalu ada puisi indah ini :

احْذَرْ لِسانَكَ أنْ تقُولَ فتُبْتلَى
إنَّ البلاءَ مُوَكَّلٌ بالمنطِقِ

تكلَّمْ وسدِّدْ ما اسْتطعتَ فإِنَّما
كلامُكَ حيٌّ والسُّكُوتُ جَمَادُ

 

Hati-hatilah dengan lidahmu
Engkau bisa terjerat petaka
Sungguh petaka itu bisa datang
dari ucapanmu

Bicaralah dan katakan dengan jujur
Kata-katamu itu hidup
Diam itu bagai benda mati