Suatu kali seorang sufi bernama Abu Ali ar Ribathi berkisah. Ia pernah menemani Abdullah al Maruzi. Temannya ini akan masuk ke sebuah lembah sendirian tanpa membawa bekal atau pun naik kendaraan. Kemudian Abu Ali kemudian ingin menawarkan diri untuk menemaninya. Tawaran itupun kemudian diusulkan kepada Abdullah. Ternyata Abdullah mengiyakan tetapi dengan dua pilihan.
“ Manakah yang lebih engkau sukai,engkau atau saya yang menjadi pemimpin dalam perjalanan ini,” katanya.
Abu Ali menjawab,”Kamu saja yang menjadi pemimpin perjalanan.”
“ Kalau begitu kamu harus taat kepadaku,” ucapnya.
“ Ya. Saya akan taat kepadamu,” jawab Ali.
Setelah itu Abdullah mengambil keranjang, memenuhinya dengan bekal, kemudian ia memikulnya sendirian. Melihat hal itu Abu Ali merasa tidak enak dan berkata,”Berikan kepada saya biar aku yang memikulnya.”
Mendengar permintaan Ali, Abdullah menjawab,”Saya pemimpinnya dan kamu harus taat.”
Waktu berlalu. Malam pun tiba, bersamaan dengan itu turunlah hujan dengan deras. Sesaat kemudian Abdullah menghentikan langkahnya. Ia kemudian berdiri di sisi kepala Ali dengan memegang kain untuk menahan hujan. Yang membuat takjub, Abdullah melakukannya hingga pagi tiba. Hati Ali pun bergetar menyaksikan ketegaran temannya ini. Dalam hatinya ia berkata,” Lebih baik saya mati daripada kamu ketuanya.”
Tiba-tiba Abdullah menatapku sampai menusuk dadaku dan berkata,” Jika kamu berteman dengan seseorang, maka temanilah dia seperti apa yang lihat ketika saya berteman denganmu saat ini.”