Umat Islam mempunyai dua hari raya, Idul Adha dan Idul Fitri. Keduanya jatuh menandai selesainya pelaksanaan dua rukun Islam. Idul Adha setelah ibadah haji di tanah suci, yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah. Sdangkan Idul Fitri jatuh setelah melaksanakan puasa Ramadhan sebulan penuh, tepatnya pada tanggal 1 Syawal.
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam rangka menghadapi hari raya tersebut.
Pertama, membayar zakat fitrah. Sebenarnya zakat fitrah sudah mulai dapat dibayarkan sejak datangnya bulan Ramadhan. Bagi yang belum mengeluarkan , jangan sampai ditunda-tunda lagi. Waktu paling ideal membayar zakat fitrah adalah setelah Shubuh malam hari raya samapai shalat Idul Fitri. Zakat Fitrah jangan ditunda hingga selesai shalat Idul Fitri, apalagi sampai matahari terbenam.
Kedua, pada malam hari raya dianjurkan memperbanyak ibadah dengan berdzikir (membaca tasbih, tahmid, dan istigfar), shalat, membaca al-Qur’an dan lain-lain. Menurut sebuah hadits riwayat Thabrani, bersumber dari Ubadah Ibn Ash-Shamit, barangsiapa mengisi malam hari raya dengan memperbanyak ibadah hatinya tidak akan mati ketika hati masyarakat mati. Paling tidak, shalat isya’ dan Shubuh kita laksanakan secara berjama’ah. Malam hari raya, juga sangat bagus untuk berdoa karena insyaAllah mustajab, dikabulkan oleh Allah.
Ketiga, sejak matahari terbenam sampai shalat Idul Fitri disunnahkan mengucapkan takbir.
Keempat, dianjurkan mandi, menggosok gigi, memakai wewaangian, dan mengenakan pakaian bagus, sebagai ekspresi rasa syukur kepada Allah Swt. Atas nikmat-nikmat yang telah diberikan. Dianjurkan pula memotong kuku dan menghilangkan bau badan yang tidak sedap. Hal ini dianjurkan karena kita akan berkumpul dengan orang banyak.
Kelima, menampakkan kegembiraan ketika bertemu orang, mengunjungi saudara, kerabat dan teman, guna mempererat tali persaudaraan.
Keenam, member nafkah keluarga lebih bayak disbanding hari-hari biasa, dan memperbanyak sedekah sunnah. Hari raya adalah hari bahagia, semua umat Islam harus ikut merasakan kebahagiaan.
Ketujuh, makmum sebaikny adatang lebih pagike tempat penyelenggaraan shalat Idul Fitri. Sebaliknya, imam datang agak terlambat, supaya tidak ada peserta yang tertinggal. (Al-Fiqh Al-Islam wa Adilatuh, II, 1412-1416).
Dan yang terakhir, melaksanakan shalat Idul Fitri secara berjama’ah. Itulah beberapa hal yang perlu dilakukan dalam rangka menyambut hari raya Idul Fitri.
Sumber: K.H. MA. Sahal Machfudz, Dialog Problematika Umat, hal 151-152, Khalista, Surabaya, 2013.