Peserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut ada 741 warga sipil yang dieksekusi ISIS selama pendudukan di Mosul. Laporan kantor hak asasi manusia PPP juga melansir bahwa ada 2.521 warga sipil tewas selama perang di Mosul. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga yang menuduh kelompok ekstremis itu melakukan “kejahatan internasional” selama operasi militer yang berlangsung selama sembilan bulan.
“Mereka yang bertanggung jawab harus menanggung kejahatan keji mereka,” kata Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Zeid Ra’ad Al Hussein dalam satu pernyataan yang dilansir Kantor Berita Antara. Data ini terhimpun dari keterangan dari para saksi yang menggambarkan “penculikan massal warga sipil, penggunaan ribuan orang sebagai perisai manusia, penembakan yang sengaja menyasar tempat tinggal warga sipil dan serangan membabi-buta terhadap warga sipil yang berusaha melarikan diri dari kota tersebut.”
Total 2.521 warga sipil tewas, sebagian besar akibat serangan ISIS, dalam pertempuran antara ISIS dan Pasukan Keamanan Irak (Iraqi Security Force/ISF) yang didukung internasional yang berakhir pada Juli menurut kantor hak asasi manusia PBB dalam sebuah laporan.
Lebih dari 800.000 orang mengungsi akibat pertempuran tersebut dan meminta penyelidikan lebih lanjut atas dugaan berbagai pelanggaran. Laporan tersebut juga mencatat kematian 461 warga sipil akibat serangan-serangan udara. Kantor hak asasi manusia PBB juga mendesak pemerintah Irak mengundang Pengadilan Pidana Internasional menyelidiki situasi negeri itu “segera”. “Dengan menuntut mereka yang bertanggung jawab atas ‘kejahatan internasional’ di Mosul, otoritas Irak akan mengirimkan satu kepan kepada rakyat Irak yang sudah menderita bahwa, tak peduli kapan atau di mana, keadilan pada akhirnya akan ditegakkan,” kata kantor hak asasi manusia PBB. Kantor hak asasi manusia juga meminta penyelidikan atas dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh ISF dan sekutu mereka, termasuk kelompok milisi.