Rabu 4 Desember 2019, ba’da dzuhur, Pondok Pesantren Lirboyo Kediri berduka. Salah seorang kiainya; KH. Maftuh Bastul Birri, salah seorang hafidz serta ahli dalam bidang Ulumul Qur’an, berpulang. Sosok Kiai Maftuh memiliki andil cukup besar dalam perkembangan pemakaian Al-Qur’an dengan tanda baca Rosmi Utsmani di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan pemikiran beliau tentang keharusan memakai al-Qur’an dengan tanda baca Rosmi Utsmani, yang menurut beliau belum dipakai dalam al-Qur’an terbitan penerbit Indonesia.
Biografi Kiai Maftuh
Beliau bernama lengkap Kiai Haji Maftuh bin Bastul Birri. Pengasuh Pon. Pes. Madrasah Murottilil Qur’an (MMQ) Lirboyo Kediri tersebut lahir di Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah di tahun 1948. Beliau menimba ilmu di beberapa pesantren: Pon. Pes. Al-Munawir Krapyak, Pon. Pes. Ngrukem Bantul, Pon. Pes. Lirboyo Kediri, Pon. Pes. Sarang Rembang dan Pon. Pes. Yanbu’ul Qur’an Kudus. KH. Maftuh Bastul Birri merupakan salah satu kiai yang produktif dalam menulis. Cukup banyak karya tulisnya yang menguraikan tentang belajar al-Qur’an dan pemakaian tanda baca Rosm Utsmani. Selain tercatat sebagai pengasuh Pon. Pes. Lirboyo Kediri, beliau juga tercatat sebagai pengasuhPon. Pes. MMQ desa Klodran, Semen, Kediri.
Tanda Baca al-Qur’an
Bila kita lebih memperhatikan dengan seksama beberapa al-Qur’an terbitan Indonesia dengan terbitan luar Indonesia utamanya Saudi Arabia, yang biasa diperoleh jamaah haji sepulang dari Makkah, maka akan ada perbedaan penulisan kalimat dan pemakaian tanda baca. Inilah yang menjadi pusat perhatian pemikiran Kiai Maftuh tentang keharusan memakai al-Qur’an bertanda baca Rosmi Utsmani. Menurut beliau, al-Qur’an yang seharusnya dipakai hanyalah yang menggunakan tulisan dan tanda baca Rosmi Utsmani. Dan ini tidak beliau temukan dalam al-Qur’an-al-Quran terbitan Indonesia. Utamanya terbitan Menara Kudus.
Rosm Utsmani artinya kaidah penulisan yang ada semenjak Khalifah Utsman ibn Affan. Kaidah tersebut menyatakan dihilangkannya penulisan alif, ya’ dan wawu dalam beberapa keadaan. Dalam berjalannya waktu, penghilangan penulisan tersebut disertai tanda berupa alif, ya’ dan wawu kecil. Secara singkat, al-Qur’an yang memakai tulisan dan tanda baca Rosmi Utsmani adalah al-Qur’an yang memakai tanda alif, ya’ atau wawu kecil untuk menandakan huruf sebelumnya panjang. Keberadaan tanda tersebut meniadakan alif, ya’ atau wawu berbentuk besar, dan tanpa menghilangkan harakat huruf sebelumnya.
Ajakan memakai mushaf yang menggunakan kaidah penulisan serta tanda baca Rosmi Utsmani beliau tegaskan dalam cover buku terbarunya yang dibagikan secara gratis. Buku tersebut berjudul “Pakailah Mushaf Ini(dengan gambar al-Quran bertanda baca rosmi utsmani), Jangan Memakai Mushaf Lokal”. Dalam buku tersebut beliau mencantumkan beberapa pembahasan yang bila penulis dapat petakan memiliki inti: (1) Mengkaji tiga silang pendapat tentang keharusan memakai Rosmi Utsmani; (2) Alasan keberpihakan beliau pada pendapat yang menyatakan harus memakai al-Qur’an dengan Rosmi Utsmani; (3) Tanda baca al-Qur’an serta penggunaannya di Indonesia; (4) Metode mengajar di MMQ atau madrasah yang beliau rintis.
Pemikiran KH. Maftuh Bastul Birri merujuk pada pendapat yang menyatakan harus memakai kaidah Rosmi Utsmani, dan larangan menyalahi kaidah penulisan tersebut baik sesuai kebutuhan apalagi secara bebas. Dan beliau memperjuangkan pendapat tersebut serta menyayangkan mengapa penulisan di Indonesia tidak menganut pendapat yang merupakan pendapat mayoritas ulama’ tersebut.
Dalam buku tersebut Kiai Maftuh mengungkapkan bahwa beliau tidak memunculkan ajakan tersebut tanpa mempelajari dasar-dasar penggunakan tanda baca di al-Qur’an terbitan Indonesia terlebih dahulu. Beliau sudah mempelajari standar penulisan al-Qur’an terbitan Indonesia. Dan beliau menyayangkan bahwa standar penulisan tersebut disusun tanpa menggunakan referensi yang lengkap. Ditambah lagi, cukup banyak pihak yang memiliki inisiatif menambahkan tanda baca baru, yang menurut beliau justru semakin merusak orisinalitas tanda baca RosmiUtsmani.Pemikiran KH. Maftuh Bastul Birri dapat dipelajari dalam buku-buku beliau bertema RosmiUtsmani.
Sugeng tindak, Kiai.