Mengapa Rasul Sering Dijuluki dengan Kata Cahaya?

Mengapa Rasul Sering Dijuluki dengan Kata Cahaya?

Sering kita baca maulid ataupun Al-Quran yang menyebut Rasul dengan julukan cahaya, mengapa demikian?

Mengapa Rasul Sering Dijuluki dengan Kata Cahaya?

Sering kita dapati di dalam karangan ulama terdahulu bahwa Nabi Muhammad SAW sering dipuji dengan kata “cahaya” atau dengan sesuatu yang menghasilkan cahaya seperti matahari, bulan purnama, dan lain sebaginya, contohnya salah satu bait syair yang terdapat dalam kitab maulid berikut ini:

أَنْتَ شَمْسٌ أَنْتَ بَدْرٌ، أَنْتَ نُوْرٌ فَوْقَ نُوْرٍ

 “Engkau bagai matahari engkau bagai bulan purnama, engkaulah cahaya di atas cahaya.”

Al-qur’an sendiri sudah terlebih dahulu memuji Nabi Muhammad SAW dengan kata cahaya, hal ini tertulis di dalam firman Allah Swt :

يَاأَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيرًا مِمَّا كُنْتُمْ تُخْفُونَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ  (المائدة : 15)

Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Rasul Kami telah datang kepadamu, menjelaskan kepadamu banyak hal dari (isi) kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula) yang dibiarkanya. Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menjelaskan.” (Q.S al-Maidah : 5)

Sebagian ulama tafsir menjelaskan bahwa cahaya yang dimaksud dalam ayat tersebut ialah Nabi Muhammad SAW. Mereka pun juga mencoba menjelaskan mengapa Nabi Muhammad Saw sering dipuji dengan julukan cahaya.

Syekh Musthofa al-Maraghi menjelaskan di dalam kitab tafsirnya, bahwasanya Allah SWT menjuluki Nabi Muhammad SAW dengan kata cahaya dikarenakan peran Nabi Muhammad SAW sama seperti cahaya, karena cahaya membantu kita untuk melihat sekitar, andai kata tidak ada cahaya, maka kita tidak mampu melihat.

Begitu juga dengan Rasulullah, andaikata tidak ada beliau dengan Al-Qur’an dan Islam yang dibawanya, maka para ahli kitab dan lainya tidak bisa mengetahui hakikat agama dan kebenaran, dan mereka akan jatuh ke jurang kegelapan dan kekufuran.

Imam Ibnu Jarir at-Thabari juga menfasirkan bahwa yang dimaksud cahaya dalam ayat tersebut adalah Nabi Muhammad SAW. Karena, Allah SWT menerangi dan menjelaskan kebenaran pada umatnya melalui perantara Nabi Muhammad SAW. Rasul SAW laksana cahaya bagi orang yang membutuhkanya untuk mengungkap kebenaran.

Syekh Wahbah Zuhaili juga mengatakan di dalam kitab tafsirnya, nabi Muhammad bak cahaya yang menyingkap tabir tipu daya ahli kitab yang menyembunyikan kebenaran yang ada di dalam kitabnya.

Semoga kita sebagai umatnya masih bisa merasakan cahaya yang telah dibawakannya, Amin.

Wallahu Alam