Gaya dan style fashion memang sedang bersinar. Mulai dari gaun daur ulang, design moderen, hingga simbol-simbol keagamaan. Hal ini didukung oleh perilaku para pengampanyenya. Semakin sering style itu dipakai oleh seorang publik figur, maka semakin cepat pula style tersebut tenar.
Hal ini dimanfaatkan sebagian orang untuk “jualan” kalimat tauhid dengan beberapa kepentingannya. Kalimat tauhid yang sejatinya sakral menjadi komoditas dagangan, bahkan politik.
Selain diklaim sebagai bendera oleh kelompok yang mengatasnamakan dirinya sebagai pembela Islam, kalimat tauhid sekarang juga sering kita temukan di berbagai merchandise, baik topi maupun kaos. Apalagi design warna dan khatnya sama seperti bendera kelompok yang dibubarkan pemerintah kemarin.
Menolak bendera dan/atau design kalimat tauhid tersebut tersebut dosa atau tidak, saya rasa sudah banyak yang membahasnya. Tulisan ini hanya akan fokus pada pembahasan, mengapa kalian bangga sekali memakai atribut tauhid? Apakah lebih islami?
Secara atribut memang jelas-jelas iya. Tapi secara kualitas akhlak, perbuatan, dan peribadatan, belum tentu. Siapa yang bisa menjamin pemakai atribut kalimat tauhid sudah bisa dipastikan kualitas akhlak dan ibadahnya? Apalagi ibadah, hanya Allah yang Maha Mengetahui diterima atau tidak ibadah seseorang, termasuk pengguna atribut tauhid itu.
Justru, pemakai atribut tauhid ini harus berhati-hati saat memakainya. Jangan sampai meletakkan atribut tersebut di tempat-tempat yang kurang bersih dan etis. Dalam hadis-hadis syamail, sama sekali tidak ditemukan Rasul memakai atribut bertuliskan kalimat tauhid dalam kesehariannya. Satu-satunya atribut yang dipakai Rasul dan bertuliskan kalimat “Allah” (الله), bukan kalimat tauhid, adalah cincin beliau. Itu pun, Rasul selalu mencopotnya ketika masuk ke kamar mandi.
Dalam hadis riwayat Imam Abu Dawud dijelaskan:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْخَلَاءَ وَضَعَ خَاتَمَه
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki kamar mandi, beliau meletakkan cincinnya.”
Hal itu untuk menjaga kagungan lafadz Allah yang terdapat dalam cincin tersebut. Bahkan saking hati-hatinya para ulama untuk menjaga keagungan nama Allah tersebut, penulis kitab fikih ternama: Nihayatul Muhtaj Ilaa Syarh al-Minhaj, Syihabuddin ar-Ramli (w. 1004 H) melarang bahkan mengharamkan membawa tulisan nama Allah ke dalam kamar mandi, bahkan jika nama Allah tersebut tertulis di mata uang sekalipun, apalagi sekedar kaos dan topi.
Lalu, bagi orang-orang yang menggunakan kaos atau topi yang bertuliskan kalimat tauhid, yakin mereka akan melepas atributnya sebelum masuk ke toilet? Yakin, saat di tempat umum mereka mau melepas kaosnya sebelum masuk toilet? Apalagi toilet mall.
Ribet banget, kan?
Dahulu saat masih nyantri dan aktif di majalah pesantren, kyai saya selalu mengingatkan agar diberikan pemberitahuan yang cukup mencolok di depan cover agar tidak meletakkan majalah tersebut di sembarang tempat, padahal tulisan Allah dalam majalah tersebut masih menggunakan bahasa Indonesia dan tulisannya kecil-kecil. Nah ini, sablonannya gedhe banget.
Kalimat Tauhid Bukan sekedar Atribut
Kalimat tauhid merupakan salah satu representasi dari Iman. Berdasarkan definisi yang dicetuskan oleh para ulama ahlus sunnah wal jamaah, iman adalah mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan anggota ((الإيمان قول باللسان وتصديق بالقلب وعمل بالجوارح
Dari definisi tersebut, tidak ada sama sekali penulisan asma Allah atau kalimat tauhid atribut dalam kaos atau topi menjadi bagian dari iman. Tentunya dari definisi iman tersebut, yang diinginkan adalah kita senantiasa memperbaharui iman kita dengan senantiasa menggunakan kalimat tauhid tersebut untuk berdzikir kepada Allah dengan lisan dan hati kita, juga memanifestasikannya dengan sikap dan perbuatan kita sehari-hari, bukan menyablonnya di kaos atau topi, atau malah menjualnya semurah barang dagangan.
Bisa menjamin, orang yang menggunakan atribut tauhid perilakunya mencerminkan unsur keimanan? atau justru sebaliknya, malah memalukan Islam?
Lalu, apa yang masih kalian banggakan dengan atribut kalimat tauhid?
Designnya?
Ah, designnya juga tidak kreatif, nyontek design benderanya HTI, kok! hehe.
Loh, bendera HTI kan bendera Rasul?
Yakin, bendera rasul, khatnya pake khat tsuluts, seperti bendera HTI?
Bisa jadi, design khat di bendera rasul lebih bagus dari design khatnya benderanya HTI, bukan?
Lalu, benderanya HTI itu bendera Rasul, bukan sih?
Wallahu A’lam.