Memperkuat Hubungan Indonesia dan India

Memperkuat Hubungan Indonesia dan India

Memperkuat Hubungan Indonesia dan India
Relief merupakan media yang ada pada zaman dahulu

Assabiqunal Awwalun adalah sebutan bagi para Sahabat Nabi yang paling awal masuk islam. Mereka terdiri dari Khadijah istri Nabi, Ali bin Abi Thalib al-Murtadlo, menantu sekaligus sepupu Nabi, Abu Bakar Ash-Shiddiq, sahabat terbaik Nabi, dan lainnya. Keberadaan mereka dianggap spesial di mata Nabi, karena mereka lah yang pertama beriman kepada Nabi di saat arus mainstream masih tenggelam dalam kejahiliyahan.

Bangsa kita pun punya assabiqunal awwalun. Sebutan semacam itu penulis sematkan kepada mereka, bangsa-bangsa yang pertama-tama mengakui kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara-negara tersebut adalah Palestina, Mesir, Vatikan, Arab Saudi, Qatar, Lebanon, Syria, Yaman, dan Irak. Lantas dimanakah India?

Sebenarnya India pun menjadi negara yang pertama-tama mendukung kemerdekaan Indonesia, namun karena India sendiri baru merdeka pada tahun 1947 atau dua tahun sesudah Indonesia merdeka, maka dukungan mereka tidak dianggap dengan alasan mereka sendiri belum berdaulat sebagai sebuah negara. Meskipun demikian, hubungan diplomatis dengan India di awal kemerdekaan menjadi spesial karena pada tanggal 20 Agustus 1946, Indonesia mengirimkan bantuan 500 ribu ton padi ke India yang saat itu sedang kelaparan akibat invasi Inggris. Bantuan itu kemudian berbalas dengan dukungan penuh India yang sangat aktif terhadap Indonesia di forum-forum PBB. Tentu saja hal itu terjadi pasca 1947, ketika India sudah berdaulat sebagai sebuah negara Merdeka.

15 Agustus 1947 merupakan hari kemerdekaan India. India sedang merayakan hari kemerdekaannya yang ke-70. Dalam suasana India yang berbahagia ini, patut kiranya kita mengucapkan selamat hari kemerdekaan pada mereka. Hubungan antara India dan Indonesia sebagai dua buah bangsa bukan hanya pada persoalan diplomatis saja. Secara budaya, saling tukar menukar kebudayaan terjadi antara kedua negara ini. Hal ini bisa terlihat dari membanjirnya sinetron dan Film Bollywood yang masuk ke Indonesia, sebaliknya musisi Indonesia pun banyak yang karyanya di-cover oleh musisi India. Sebagai contoh, sebut saja lagu Kya Mujhe Pyaar Hai yang menjiplak 100 % lagu “Tak Bisakah” Peterpan.

Secara ekonomi, kedua negara ini saling melakukan ekspor dan impor yang sama-sama menguntungkan. Bahkan dulu, Gus Dur menilai bahwa akan ada dua kekuatan ekonomi yang bangkit dari Asia, yakni China dan India, yang secara geo-politis kemudian membuat Gus Dur ingin membentuk poros Jakarta-Peking-New Delhi.

Bila dirunut lebih ke belakang, bangsa Indonesia khususnya ummat muslim, berhutang banyak kepada India, karena menurut satu teori, Snouck Hurgronje berpendapat bahwa Islam di Indonesia masuk lewat jalur perdagangan dari wilayah-wilayah anak benua India seperti Gujarat, Bengali, dan Malabar.

Demikian pula dengan kondisi sekarang, karena meskipun mayoritas penduduk India beragama Hindu, namun jumlah penduduk muslim di India sesuai sensus pada tahun 2009 sebanyak 160.900.000 jiwa. Ketiga terbesar di dunia. Bagaimanapun juga ini menjadikan India masuk dalam kategori “negara muslim”, karena menurut kategorisasi yang dibuat oleh Azyumardi Azra, negara muslim ialah negara dengan mayoritas penduduk beragama islam atau negara minoritas muslim namun jumlahnya besar. Dengan kategorisasi tersebut, maka Indonesia masuk kategori pertama, dan India masuk kategori kedua.

Hampir tidak ada catatan buruk tentang hubungan antara India dan Indonesia. Secara perwatakan dan etnis, kedua bangsa ini memang identik. Saking identiknya, bahkan dulu penjajah belanda menyebut bangsa kita sebagai Hindia Belanda, yang kira-kira artinya adalah India jajahannya Belanda, sebagai parameter terhadap India asli yang merupakan jajahan Inggris. Kalaupun ada sedikit catatan ialah bukan dari sisi kenegaraan antara keduanya, namun lebih pada sentimen sesama muslim, mengingat beberapa kali di India sering terjadi konflik antara Hindu-Islam. Untuk persoalan toleransi antar umat beragama, memang sepertinya India harus lebih banyak belajar pada Indonesia.

Ke depan, kerjasama yang sudah baik ini tentunya harus lebih ditingkatkan lagi, bahkan bila perlu gagasan Gus Dur diatas perlu ditindaklanjuti, mengingat kenyataannya, memang India saat ini sedang bangkit dalam segi ekonomi dan lebih-lebih di bidang teknologi.

Akhirnya, selamat hari raya kemerdekaan untuk India. Semoga kita bisa kembali merokok bersama seperti yang dulu pernah dilakukan oleh kedua pemimpin kita. Jangan lupa, ngerokoknya sambil menyeruput kopi campur jahe khas india. Wallahu a’lam bi shawab.