Melihat Paus Fransiskus Datang ke Negeri Muslim, Menengok Dokumen Persaudaraan Abu Dhabi yang Bersejarah

Melihat Paus Fransiskus Datang ke Negeri Muslim, Menengok Dokumen Persaudaraan Abu Dhabi yang Bersejarah

Melihat Paus Fransiskus Datang ke Negeri Muslim, Menengok Dokumen Persaudaraan Abu Dhabi yang Bersejarah

Sebagai muslim, apa yang membuat kunjungan Paus Fransiskus istimewa?

Selain keteladanan seperti yang banyak diulas publik, mulai dari soal ogah bermewah-mewah hingga naik mobil biasa, kedatangan Paus Fransiskus ke negeri mayoritas muslim besar seperti Indonesia juga menyiratkan pesan penting. Yakni soal posisi Indonesia sebagai salah satu juru damai dunia.

Alasan sederhananya, kita menyumbang populasi muslim sangat besar, bahkan terbesar di antara negeri-negeri lain. Dan Paus, ia terlibat dalam beberapa pertemuan penting dengan para pemimpin Islam dan dunia, serta mencerminkan komitmennya untuk membangun dialog antaragama.

Dialog Paus dengan sejumlah pemimpin muslim dunia ini, Anda tahu, salah satu poin pentingnya adalah upaya mempromosikan perdamaian dunia.

Apalagi dunia di ambang perang, bahkan masih berlangsung seperti perang Rusia-Ukraina dan genosida Israel di bumi Palestina.

Contoh kongkretnya, pada Februari 2019 lalu ke Paus Fransiskus melakukan kunjungan bersejarah ke Uni Emirat Arab. Di sana, ia bertemu dengan Sheikh Ahmed el-Tayeb, Imam Besar Al-Azhar.

Al-Azhar sendiri memegang kunci pengaruh di dunia muslim, tak terkecuali Indonesia.

Di sana, pada tanggal 4 Februari 2019, Paus Fransiskus dan Sheikh Ahmed el-Tayeb menandatangani sebuah dokumen penting bagi peradaban dunia dan jadi momen bagi agama-agama berfleksi, apakah agama bisa jadi solusi masa depan dunia atau justu sebaliknya: jadi masalah?

Paus dan Sheikh Al-Azhar pun bersama-sama berdeklarasi, gandengan tangan dan menyuarakan testamen berjudul Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama di Abu Dhabi.

Peristiwa ini bersejarah di ara modern.

Dokumen tersebut merupakan deklarasi bersama yang menekankan persaudaraan manusia, perdamaian, dan toleransi.

Di dalamnya, Paus Fransiskus dan Sheikh el-Tayeb menyerukan kepada umat beragama di seluruh dunia untuk meninggalkan kekerasan dan ekstremisme, serta berkomitmen untuk mempromosikan persaudaraan, toleransi, dan koeksistensi damai.

Bagi keduanya, agama-agama seharusnya menjadi sumber persatuan, bukan pemecah belah, dan bahwa setiap orang berhak hidup dalam damai, terlepas dari keyakinan mereka.

Ada sejumlah poin penting dalam dokumen itu, yakni pengakuan atas hidup sebagai anugerah, komitmen dalam kebebasan bergama dan satu lagi adalah, penolakan terhadap kekerasan berbau agama.

Satu poin lagi, untuk mencapai hal itu dan masuk poin selanjutnya, bagaimana dialog menjadi penting.

Dalam dialog, ada persamaan hak dan penghormatan kepada yang berbeda. Titik itu menjadikan agama jadi tokoh sentral perdamaian dunia.

Dunia lantas menyambutnya dan jadi pintu  dalam upaya membangun perdamaian global dan mengurangi ketegangan antaragama.

Dokumen kemudian menjadi panduan bagi banyak inisiatif lintas agama di berbagai belahan dunia.

Selain itu, menjadi jembatan untuk menerabas ketegangan antara Katolik dan Islam di dunia yang terjadi lama, serta jadi arah baru hubungan antar agama untuk membentuk masa depan dunia yang lebih baik.

Dan, kunjungan ke Indonesia kali ini merupakan salah satu dari usaha Paus untuk meneguhkan posisi Indonesia dalam kancah global, sebagai salah satu penggerak perdamaian dunia.

Selamat datang, Paus. Sebagai muslim, saya berbahagia.