Media Seimbang dan Media Islam

Media Seimbang dan Media Islam

Media Seimbang dan Media Islam

Orang Islam sering mengeluh, katanya media tidak seimbang, sering memojokkan Islam. Benarkah? Tidak sepenuhnya salah, tapi juga tidak benar. Media kita, khususnya TV dan media online, punya keberpihakan yang parah. Kenapa? Umumnya media dikuasai pemilik modal yang sekaligus berafiliasi pada partai politik.

TV One, ANTV, dan Viva Group, milik Aburizal, Golkar. Metro TV Surya Paloh. Media di bawah MNC Gorup (RCTI, MNC TV, Global, iNews, Sindo) milik Harry Tanoe, Perindo. Perindo sendiri partai nggak jelas, tapi medianya bisa memihak ke mana pun HT memihak. Trans TV, Trans7, Detik, milik Chaerul Tanjung, dekat ke kubu SBY, meski CT tidak resmi berada di Demokrat. Media yang relatif tidak terafiliasi adalah Kompas, Tempo, Elshinta, SCTV, Indosiar, dan lain-lain.

Benarkah media-media itu tidak seimbang terhadap umat Islam? Menurut saya tidak. Mereka memihak pada kepentingan pemilik modal, secara spesifik tidak berafiliasi pada aliran agama.

Tapi kenapa disebut tidak seimbang? Itu soal ekspektasi. Banyak orang Islam punya ekspektasi tertentu, yang tentu saja sesuai dengan kepentingan mereka. Ketika ekspektasi itu tidak terpenuhi, mereka menganggapnya tidak seimbang atau tidak adil.

Atau, situasinya bisa dijelaskan dengan satu garis dengan tiga titik. A di ujung kiri, B di tengah, dan C di kanan. Bagi A, B adalah kanan. Maka A bisa saja menganggap B tidak seimbang. Demikian pula sebaliknya. Jadi, yang disebut tidah seimbang itu adalah yang tidak sama dengan mereka.

Bagaimana dengan media-media Islam sendiri? Lucu, bahwa media-media Islam bukan hanya tak seimbang, mereka bahkan tidak memenuhi kaidah jurnalistik. Cobalah cek media seperti Republika, Hidayatullah, Panjimas, Eramuslim, dan lain-lain. Sulit untuk menyebut mereka itu media jurnalistik.

Yang dilakukan oleh media Islam adalah “balas dendam jurnalistik”. Merasa bahwa media sana tidak seimbang, mereka membalasnya dengan ekstrim di pihak sini. Ibaratnya, bila pihak sana zalim, maka balaslah pula dengan kezaliman, bukan dengan menegakkan keadilan.

Saya sendiri tidak suka dengan media yang tak seimbang, meski ia berpihak pada sisi saya. Saya butuh informasi yang sahih dan seimbang. Sayangnya, itu memang makin sulit didapat sekarang.