Mesir mempunyai keterikatan yang sangat kuat dengan para wali. Sehingga tak jarang dari pemeluk agama – agama yang berbeda namun mengkultuskan orang yang sama. Syekhah Maryam, adalah contoh yang paling jelas, perempuan sufi yang sama-sama diziarahi oleh muslim dan nasrani.
Tepatnya di kanal Bahr Yussef, kota al-Fayyoum, kota yang terletak disebelah tengah mesir, 170 KM dari kota, tinggal perempuan muda yang cantik dan juga dikenal akan kesucian jiwa dan cinta terhadap manusia, Syaikhah Maryam.
Ia sangat suka dengan majelis-majelis tarekat sufi hingga dijuluki “Bint al-Mudallilah” (putri genit) karena mempunyai ikatan baik dengan setiap syekh tarekat sufi yang ada. Perempuan-perempuan mesir kala itu selalu mengitarinya di halaqah zikir sufi untuk meminta agar Syaikhah Maryam mengusap kepala mereka dengan harapan mendapatkan keberhakan, seperti harapan agar mempunyai anak laki-laki dan bisa sembuh dari kemandulan yang dialami.
Syaikhah Maryam mendoakan mereka sesuai dengan yang diharapkan. Dan semua yang menjadi doa mereka terkabul dan menjadi kenyataan.
Nama “Maryam” berpengaruh terhadap keyakinan penduduk sekitar. Umat muslim meyakini ia adalah perempuan sufi sedang umat nasrani menganggapnya perawan suci, Bunda Maria. Umat muslim Mesir membagi-bagikan roti di kanisah al-adzra’ (gereja perawan suci Maria) yang mereka sebut “isy maryam”(roti maryam).
Umat muslim dan Nasrani sama-sama berziarah ke makamnya pada saat hari lahirnya yang bertepatan dengan hari Shom Ennisim, pada 20 April. Hal ini juga termasuk hari libur nasional Mesir yang menandai awal musim semi.
Selain membagi-bagikan roti, muslim dan nasrani melakukan thawaf, mengelilingi makam Syaikhah Maryam sembari mengumandangkan nyanyian, karena dengan mendengarkan nyanyian yang memuji dan mencirikan Syaikhah Maryam diharapkan mendapatkan keberkahan.
Isi nyanyiannya pun bermacam-macam, dari nyanyian yang menggambarkan seorang perempuan cantik dan ingin terus dekat dalam cintanya yang suci, nyanyian yang menceritakan sebuah janji untuk bertemu.
Salah satu nyanyiannya juga menceritakan tentang perempuan cantik yang ditanya tempat tinggalnya, perempuan itu menjawab di Sahat al-‘Ulya, istilah tasawwuf untuk sebuah kedudukan yang tidak bisa dicapai kecuali bagi orang yang sudah merasakan kedudukan-kedudukan sufiy yang lain.
Di kota Fayyoum banyak dijumpai makam-makam wali yang sering diziarahi, seperti El-Roubiy, Khalaf Abu Qur’ah, Habies el-Wahsy, dan sebagainya.
Wallahu a’lam.