Malunya Syeikh Abdurahman Ad Dibai Pada Seorang Anak Kecil

Malunya Syeikh Abdurahman Ad Dibai Pada Seorang Anak Kecil

Malunya Syeikh Abdurahman Ad Dibai Pada Seorang Anak Kecil

Empunya kitab Ad Dibai, Syekh Wajihuddin Abdurrahman bin Ali bin Muhammad Al-Syaibani al-Yamani al-Zabidi Al-Syafie mempunyai kisah menarik tentang seorang anak kecil yang sangat mencintai Rasulullah saw. Kisahnya sangat mengharukan.

Disebutkan Syekh Abdurrahman berkeinginan untuk menziarahi makam baginda Nabi Muhammad saw. Untuk itu ia memperiapkan diri dengan matang karena perjalanan dari Yaman ke Madinah sangatlah jauh. Ketika hendak berangkat dengan jamaahnya, tiba-tiba datang seorang anak kecil. berziarah ke makam Rasulullah saw. dari kota Yaman ke kota Madinah bersama para sahabat dan jama’ahnya.

Namun tiba-tiba datanglah seorang anak kecil. Ia mengutarakan niatnya untuk ikut bersama para jamaah berziarah ke makam Nabi saw. “Ini anak siapa? Apa yang ingin dilakukannya?,” kata Syekh Abdurrahman. “ Anak ini ingin ikut perjalanan kita berziarah ke makam Rasulullah wahai Syekh Abdurahman,” sahut salah seorang jamaahnya.

“Kamu tidak boleh ikut nak. Perjalanan ke Madinah sangatlah panjang dan melelahkan. Bisa sampai 4 hari bahkan seminggu. Perjalanan inipun dengan naik kuda,” kata sang Imam. Sejenak kemudian anak tersebut pergi. Namun tanpa sepengetahuan Syekh Abdurrahman Ad Dibai dan rombongannya diam, diam anak tersebut menyelinap dan bersembunyi di bawah kereta kuda sang Imam.

Sesampainya di kota madinah betapa terkejutnya Syekh Abdurrahman Ad-Diba’i. Ia melihat anak kecil yang dilarangnya ikut berada dihadapannya. “Bagaimana kamu bisa sampai nak padahal sudah kularang,” tanya Syekh Abdurahman.
”Ketika rombongan ini berangkat, aku masuk dalam kotak yang ada di bawah kereta kuda hingga akhirnya aku sampai disini,” jawabnya.

“ Bagaimana mungkin selama 2 minggu di dalam peti engkau masih hidup dan bugar seperti ini? Padahal engkau tidak makan dan minum,” tanya Syekh Abdurahman.

”Wahai Syekh karena riduku kepada nabi saw., sungguh aku dilupakan dari makan dan minum,” sahutnya.

Sejenak merekapun terdiam. Tiba-tiba anak tersebut bertanya kepada Syekh Abdurrahman,”Wahai syeikh apakah benar tanah ini pernah di pijak Rasulullah?”

“Ya !” jawab Syekh Abdurrahman.

Apa yang kemudian terjadi? Anak tersebut mengambil tanah itu dan diciumnya berkali-kali. Setelah itu suasana berubah tegang. Nak tersebut tiba-tiba roboh. Rombonganpun mengira pingsan. Tapi yang terjadi diluar dugaan, anak tersebut ternyata meninggal dunia. Setelah disolati, kemudian dikuburkannya di luar kota Madinah.

Syekh Abdurrahman dan rombongannya kemudian melanjutkan ibadahnya. Ketika pulang, Syekh Abdurrahman teringat kepada anak tadi. Kemudian didatang makam anak itu. Tapi betapa terkejutnya ketika melihat keadaan makam anak tersebut. Kubur yang tadinya diluar kota Madinah berangsur-angsur bergeser masuk kota Madinah mendekati makam Rasulullah Muhammad Rasulullah saw. ”Wahai anak kecil betapa hebat dan mulianya engkau, sewaktu kecil kau rindu hendak ziarah ke makam Muhammad Rasulullah saw. begitupun setelah engkau wafat kau juga rindu kepada Rasulullah. Aku ini seorang imam tapi aku malu melihat kecintaan engkau terhadap Rasulullah saw,” ungkap Syekh Abdurrahman. Konon sampai sekarang makam tersebut masih ada dan terletak di seberang Masjid Nabawi.