Makna Kemerdekaan yang Sejati Bagi Perempuan

Makna Kemerdekaan yang Sejati Bagi Perempuan

Makna Kemerdekaan yang Sejati Bagi Perempuan
Ilustrasi pemimpin perempuan (credit: Freepik)

Islam memang menjanjikan kesetaraan, namun kenyataan di lapangan seringkali menunjukkan adanya hambatan akibat pengaruh patriarki. Tantangan patriarki ini memerlukan pendekatan yang lebih mendalam dan usaha yang lebih besar untuk diatasi. Momen Kemerdekaan Republik Indonesia menjadi salah satu momentum bagi perempuan untuk meraih kemerdekaan sejati.

Perempuan merdeka adalah perempuan yang memiliki kebebasan untuk berekspresi, mendapatkan pendidikan yang layak, berpartisipasi dalam politik, dan menikmati kesetaraan dalam berbagai aspek kehidupan.

Dalam ajaran Islam, hak-hak perempuan dijamin melalui sunnah Nabi SAW yang menekankan pentingnya keadilan dan perlindungan hak-hak individu, termasuk perempuan.

Pentingnya pendidikan bagi perempuan juga ditegaskan oleh ulama terkemuka, seperti Al-Ghazali, yang menyatakan bahwa pendidikan adalah hak setiap individu, baik laki-laki maupun perempuan. Pendidikan merupakan jalan bagi seseorang untuk mencapai hikmah dan kebajikan.

Pandangan ini sejalan dengan pernyataan Malala Yousafzai bahwa “Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia.” Ini menegaskan bahwa hakikat perempuan merdeka mencakup dimensi sosial, pendidikan, politik, ekonomi, dan budaya.

Meskipun perempuan sering menghadapi tantangan yang lebih berat dibandingkan laki-laki, kontribusi dan perjuangan mereka sangat penting dalam membangun bangsa yang mandiri dan berdaulat. Al-Qur’an menyoroti status perempuan dalam surat An-Nisa’ (4:32) yang berbunyi: “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang Allah anugerahkan kepada sebagian kamu lebih dari sebagian yang lain. Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan pun ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.” bahwa perempuan memiliki hak atas usaha dan perjuangannya, dan pentingnya kesetaraan dalam peran dan tanggung jawabnya.

Dalam konteks kemerdekaan Indonesia, peran perempuan sangat menonjol. Banyak pahlawan perempuan yang berjuang untuk kemerdekaan, seperti Cut Nyak Dien, yang dikenal dengan keberaniannya. 

Perempuan akan mencapai kualitasnya seiring kemerdekaan yang diraihnya, yaitu bebas dan setara. Soal perempuan merdeka, Dr. Amina Wadud, tokoh Islam kontemporer pernah berkata bahwa yang disebut setara adalah ketika hak dan martabat setiap individu dihormati apapun jenis kelaminnya. Dan untuk mewujudkan perempuan merdeka saat ini, selain peningkatan kualitas pengetahuan dan keterampilan, dukungan dari keluarga, masyarakat, dan negara melalui kebijakan yang mendukung kesetaraan sangatlah penting.

Mengambil Hikmah dari Para Perempuan Pejuang Kemerdekaan

Menjadi perempuan merdeka bisa dilakukan dengan mengambil hikmah dari perjuangan perempuan pejuang kemerdekaan yaitu dengan beberapa cara berikut:

Pertama, perempuan perlu bergabung dan terlibat aktif dalam organisasi pergerakan untuk meningkatkan kesadaran akan hak-hak perempuan. Seperti yang dilakukan perempuan-perempuan hebat terdahulu, yang membentuk organisasi untuk melawan kolonialisme. Contohnya, Kongres Perempuan Indonesia yang pertama kali diadakan pada tahun 1928 di Yogyakarta.

Kedua, perempuan harus mengambil peran dalam gerakan garis depan, seperti para pejuang perempuan yang turut serta dalam perlawanan melawan penjajah. Cut Nyak Dhien adalah contoh pendekar wanita yang memimpin pasukan dalam perang melawan Belanda. Kata semangat Cut Nyak Dhien “Kita sedang memperjuangkan kemerdekaan tanah air kita, dan kemerdekaan itu adalah hak setiap umat manusia” menjadi pemantik semangat bagi perempuan masa kini untuk ambil bagian di garis depan dalam membela dan mempertahankan kehormatan dirinya, bangsa dan negaranya. Martha Christina Tiahahu, pejuang asal Maluku yang aktif melawan Belanda, menunjukkan semangat juang melawan penindasan. Dewi Sartika, pelopor pendidikan perempuan yang juga terlibat dalam perjuangan melawan kolonialisme.

Ketiga, perempuan harus berperan penting dalam pemanfaatan media dan teknologi digital. Suara keadilan dan kesetaraan gender akan semakin kuat jika berbagai platform diisi dengan berita dan informasi mengenai gerakan perempuan serta kemajuan dalam membela hak-haknya. Banyak kasus kekerasan terhadap perempuan dapat ditangani secara adil berkat pemberitaan yang viral di media.

Sosok perempuan yang bekerja di bidang media, seperti S.K. Trimurti, seorang jurnalis yang menulis artikel kritis terhadap kebijakan kolonial dan mendorong semangat nasionalisme, menunjukkan pentingnya peran perempuan dalam bidang ini.

Keempat, perempuan harus terlibat aktif dalam berbagai aspek sosial, pendidikan, politik, ekonomi, dan budaya. Pendidikan adalah kunci kemandirian sejati bagi perempuan. Pahlawan seperti R.A. Kartini sangat mendorong perempuan untuk berpendidikan sebagai alat mencapai kesetaraan sosial. Partisipasi dalam politik dan pengambilan keputusan juga penting. Tokoh seperti Rasuna Said dan Fatmawati Soekarno dapat menjadi teladan bagi perempuan untuk ambil bagian dalam gerakan politik dan perjuangan. Pemberdayaan ekonomi perempuan penting untuk meningkatkan kemandirian. K.H. Siti Walidah dan Dewi Sartika adalah contoh perempuan yang terlibat dalam pemberdayaan ekonomi perempuan. Terakhir, penerimaan budaya dan identitas juga penting. Laksamana Malahayati mengemukakan pentingnya peran perempuan dalam budaya militer, sesuai dengan prinsip Islam yang menghargai kontribusi setiap individu tanpa memandang gender.

Beberapa tantangan utama yang sering dihadapi perempuan meliputi kesenjangan gender, kekerasan terhadap perempuan, akses terhadap kesehatan dan pendidikan, serta partisipasi dalam politik dan ekonomi.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan langkah-langkah konkret. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan melalui program beasiswa, pendidikan informal, dan pelatihan kepemimpinan sangat penting. Pemberdayaan ekonomi dan akses keuangan melalui keuangan mikro, pelatihan kewirausahaan, dan pemberdayaan masyarakat juga sangat diperlukan.

Perlindungan hukum yang efektif melalui undang-undang yang mendukung hak-hak perempuan dan pencegahan kekerasan juga harus ditingkatkan. Selain itu, penghormatan terhadap budaya dan identitas melalui promosi dan perlindungan warisan budaya serta pengakuan atas kontribusi perempuan di bidang seni dan budaya perlu didorong.

Untuk mencapai hakikat perempuan merdeka secara menyeluruh, sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi masyarakat sipil sangatlah penting. Dukungan dan perjuangan bersama dalam mendukung kesetaraan gender dan hak-hak perempuan adalah langkah penting menuju perempuan merdeka sepenuhnya. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hujurat (49:13): “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa”.

(AN)