Jakarta – Di tengah kontestasi politik yang bergejolak menjelang Pemilihan Umum Indonesia 2024, Majelis Taklim Indonesia di bawah inisiasi Harakah Majelis Taklim mengadakan acara “Seruan Moral untuk Pemilu Jujur, Adil, Damai, dan Bermartabat.” Kegiatan yang diselenggarakan di Yayasan Yatim Piatu Al-Akhyar, Cilandak Timur, Jakarta Selatan ini dihadiri oleh para pemimpin Majelis Taklim dari berbagai daerah di Jabodetabek, dengan total 250 peserta yang hadir secara luring dan 66 peserta yang hadir secara daring.
Di antara beberapa pemimpin Majelis Taklim yang hadir dan mendukung acara ini adalah Hj. Nuryati Murtadho, Dra. Hj. Badriyah Fayumi, Lc, MA, Umanah Hilwani, S.Ag. M.Pd, Dra. Hj. Asdirwati Ali, MM, Hj. Tuty Alawiah Ishak, Bahijah Hamid, Prof. Dr. Valina Sinka Subekti, M.Si, Syifa Fauziyah M.Arts, Dra. Hj. Afifah, dan Dra. Hj. Dewi Ano Andriyani.
Adanya seruan moral ini dilatarbelakangi oleh keresahan yang dirasakan para perempuan majelis taklim atas adanya proses Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemiihan Anggota Legislatif (Pileg) yang telah mencederai etika bernegara, mulai dari pelanggaran etik di Mahkamah Konstitusi, ketidaknetralan pejabat dan aparatur negara, politik uang, hingga penyalahgunaan kekuasaan dan fasiitas negara, pemaksaan untuk memilih pasangan calon (Paslon) tertentu, hingga intimidasi kepada pihak yang berbeda pilihan.
Sebelumnya, seruan pemilu damai juga telah dilakukan oleh organisasi lain seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI). Gerakan Majelis Taklim di Indonesia sebagai bagian dari bangsa Indonesia sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang cinta ilmu, cinta tanah air, peduli pada pembentukan akhlak individu, keluarga, masyarakat, hingga etika bangsa, merasa terpanggil dan tergerak untuk menyampaikan seruan moral kepada semua pihak agar berperan aktif menciptakan Pemilu jujur, adil, damai dan bermartabat.
Dalam sambutannya, Ketua Pengurus Pusat Harakah Majelis Taklim (PP HMT), Nuryati Murtadho menyampaikan bahwa kriteria pemimpin yang ideal adalah sesuai dengan cerminan sifat Rasulullah SAW, yakni Shiddiq, Amanah, Tabigh, Fathonah.
Valina Sinka Subekti sangat mendukung acara ini agar pemilu yang jujur, adil, bermartabat dan damai dapat tercipta. Valina juga menyampaikan bahwa peran perempuan, khususnya para ibu sangatlah penting karena mereka merupakan sekolah pertama (Madrasatul Ula) bagi anak-anaknya. Selanjutnya, Ustadzah Umanah Hilwani menyampaikan bahwa tidak apa-apa kita berbeda pilihan. Hanya saja untuk memilih, kita harus punya dasar.
Pembacaan seruan moral pemilu damai Indonesia disampaikan oleh PP, PW, dan PC Harakah Majelis Taklim (HMT), Forum Komunikasi Ustadzah (FOKUS), Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), Forum Komunikasi Mejelis Taklim (FKMT), Persatuan Majelis Taklim (PERMATA). Seruan moral yang digaungkan yaitu:
- Kepada Presiden, Polri, TNI, ASN, dan para pemegang amanah pemerintahan tingkat pusat, daerah, maupun desa, kami serukan untuk netral dan tidak menyalahgunakan jabatan serta kewenangannya untuk berkampanye bagi paslon tertentu.
- Kepada KPU kami serukan untuk benar-benar penjadi penyelenggara PEMILU yang Lugas, Umum, Bebas, dan Rahasia (LUBER), berintegritas dan bermartabat dengan menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan.
- Kepada Bawaslu kami serukan untuk
- Memastikan pengawasan terhadap seluruh proses penyelenggaraan Pemilu di setiap tingkatan berjalan secara jujur, adil, transparan, dan tanpa diskriminasi.
- Melakukan langkah-langkah yang tegas dan berani sesuai kewenangannya atas segala pelanggaran Pemilu, termasuk ketidaknetralan ASN, POLRI, dan TNI.
- Kepada para Capres, Cawapres, maupun Caleg kami serukan untuk berkampanye tanpa melakukan politik uang, kampanye hitam, penyebaran fitnah, berita bohong, dan ujaran kebencian, sehingga tercipta masyarakat yang cerdas, damai, tanpa merusak tatanan kehidupan beragama dan berbangsa.
- Kepada masyarakat yang mempunyai hak pilih kami serukan untuk menggunakan hak pilih dengan memilih kandidat yang memiliki perilaku yang baik, dengan sifat dan karakter Shiddiq (Jujur); amanah (dapat dipercaya); Tabligh (menyampaikan amanah); dan Fathonah (cerdas); bagus rekam jejaknya dalam beragama, berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara.
- Kepada pimpinan dan jamaah Majelis Taklim, kami serukan untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah, insaniyah, dan wathoniyah di tengah perbedaan pilihan politik, tidak mudah terprovokasi, tidak memilih karena politik uang, serta berani memilih sesuai hati nurani.
Demikian Seruan Moral Majelis Taklim Indonesia digaungkan sebagai bentuk tanggung jawab keagamaan dan kebangsaan dalam rangka mewujudkan NKRI yang adil dan makmur untuk semua, bermartabat di mata dunia, serta senantiasa mendapat rahmat dan ridha dari Allah SWT.
(AN)