Pilkada serentak telah purna. Kendati awalnya ditentang banyak pihak, termasuk dua Ormas Muhammadiyah & NU, pemerintah nyatanya bersikukuh menggelar Pilkada serentak 9 Desember lalu.
Ada kekhawatiran bahwa Pilkada serentak kemarin memunculkan klaster baru Covid-19. Ini seperti diutarakan Pakar epidemiologi Laura Navika Yamani dari Universitas Airlangga, Surabaya.
Menurutnya, pengawalan keamanan sebagai dampak dari penyelenggaran Pilkada terhadap penularan Covid-19 seharusnya masih dijalankan selama setidaknya dua pekan kedepan.
“Klaim bahwa ini Pilkada sudah dilakukan secara sukses, saya rasa memang kita tidak bisa begitu saja percaya ya 100%, karena yang ada di lapangan itu kan sebetulnya panitia dari Pilkada, atau Bawaslu dalam hal ini” ujar Laura kepada wartawan BBCIndonesia, Rabu (09/12).
“Nah, kalau kemudian Bawaslu melaporkan ada temuan-temuan yang di lapangan itu tidak sesuai dengan protokol kesehatan, ya, saya rasa ini yang harus diantisipasi, diwaspadai, dimana saja titik-titiknya,” lanjut dia.
Terpisah, Menkopolhukam Mafhud MD ditengarai sempat mengeluarkan pernyataan yang kelewat percaya diri terkait pelaksanaan Pilkada serentak ini. Menurut Mahfud, Pilkada kali ini tidak berpengaruh pada pandemi Covid-19.
“Tidak ada kaitan antara membesarnya kasus infeksi virus corona dengan penyelenggaraan pilkada,” kata Mahfud dalam jumpa pers daring pada Rabu (09/12) siang.
“Kita sudah membuktikan kepada orang-orang dulu pesimis, dan ternyata tidak terjadi apa-apa, ini membuktikan biasa-biasa saja,” lanjutnya.
Sayangnya, pernyataan Bapak Menkopolhukam itu kontras dengan apa yang terjadi di lapangan. Ini seperti diterangkan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sendiri pada Rabu (09/12) secara terpisah.
Ya, Bawaslu mengungkapkan temuannya bahwa ada sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) di sejumlah wilayah Indonesia yang tidak menyediakan sarana “cuci tangan” dan “bilik khusus bagi calon pemilih yang suhu tubuhnya di atas 37,3 derajat celcius”.
Tidak ada fasilitas cuci tangan di lokasi TPS, sebagaimana menjadi standar protokol kesehatan yang diterapkan. Itu terjadi di 1,454 TPS,” kata anggota Bawaslu, Mochammad Afifuddin.
Lebih dari itu, Bawaslu juga mengklaim telah menemukan sejumlah Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang “terpapar covid-19” dan diklaim “masih hadir di sejumlah TPS”.
Yah, sebagai masyarakat biasa dan warga negara yang baik, kita tentunya tidak ingin bilamana keadaan semakin memburuk. Jadi, buat siapa saja yang kemarin sempat ikut merayakan “pesta demokrasi”, apalagi kamu-kamu yang terlibat jadi timses, ada baiknya jika teman-teman sekalian tidak terlalu larut dalam euforia hasil Pilkada.
Masih mending kalau calon yang dipilih itu kalah, kan jadi punya alasan untuk stay di rumah. Lhah, kalau ternyata menang?
Pokoknya, ingat 3 M: Minta Vaksin, Minta Vaksin, dan Minta Vaksin sama calon yang menang. Tentu saja mintanya sambil tetap menjaga jarak, mencuci tangan, dan menggunakan masker, ya.