Madain Saleh merupakan salah satu warisan dunia atau World Heritage Site yang disahkan oleh UNESCO. Madain Saleh dahulu merupakan lokasi tempat tinggal kaum Tsamud yang terletak sekitar 470 kilometer dari kota Madinah, Arab Saudi. Kaum Tsamud sangat terkenal sebagai bangsa pemahat batu. Dengan keahliannya dalam memahat batu, kaum Tsamud membuat berbagai macam ukiran sebagai komoditas dagang mereka.
Keahlian kaum Tsamud dalam memahat batu disebutkan oleh Allah dalam surat Al-A’raf ayat 74. Allah berfirman, “Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanah yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.” (QS. Al-A’raf: 74)
Selain itu, wilayah Madain Saleh juga memiliki tanah yang subur. Dengan demikian, kaum Tsamud pun dapat hidup makmur dengan menanam berbagai macam pohon-pohon dan mendapatkan hasil panen yang banyak. Meski mendapat kenikmatan hidup yang berlimpah, kaum Tsamud justru mengingkari Allah dan menyembah berhala. Dengan hal tersebut, Allah pun mengirimkan Nabi Shaleh AS untuk mengajak kaum Tsamud menuju kebaikan sebagaimana Allah berfirman dalam surat Hud ayat 61.
Allah berfirman, “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: ‘Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-sekali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).” (QS. Hud: 61)
Dalam buku 25 Kisah Nabi dan Rasul karya Mahfan, S.Pd, diceritakan bahwa kaum Tsamud justru menjelek-jelekkan Nabi Shaleh AS. Mereka juga meminta Nabi Shaleh AS untuk menunjukkan mukjizat sebagai bukti bahwa ia adalah seorang Nabi. Akhirnya Allah memberi Nabi Shaleh mukjizat berupa kemampuan mengeluarkan seekor unta betina dari sebuah batu besar. Unta tersebut juga dapat mengeluarkan air susu yang dapat diminum oleh orang banyak.
Nabi Shaleh AS telah memperingatkan Kaum Tsamud agar tak mengganggu sang unta. Jika tidak, maka azab Allah akan menimpa mereka. Sayangnya, kaum Tsamud tidak percaya dan bahkan menantang azab Allah. Mereka dengan berani menyembelih unta betina tersebut dan menantang azab Allah.
Sebagaimana Allah berfirman, “Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: ‘Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu Imani itu.’ Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata: ‘Hai Shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah).” (QS. Al-A’raf: 76-77)
Allah pun menampakkan azab-Nya sesaat setelah kaum Tsamud membunuh unta Nabi Shaleh AS. Namun sebelumnya, Nabi Shaleh beserta orang-orang yang beriman telah pergi meninggalkan Madain Shaleh. Allah berfirman, “Maka Shaleh meninggalkan mereka seraya berkata: ‘Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat.” (QS. Al-A’raf: 79)
Setelah Nabi Shaleh dan kaumnya pergi, Allah menimpakan azab kepada kaum Tsamud di Madain Shaleh. Bumi berguncang dengan begitu hebat dan petir pun menyambar-nyambar dengan begitu dahsyat. Akhirnya, kaum Tsamud pun hancur binasa akibat gempa dan petir yang ditimpakan oleh Allah. Sebagaimana Allah berfirman, “Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka.” (QS. Al-A’raf: 78)
Demikianlah Allah menghancurkan peradaban kaum Tsamud dengan siksaan yang amat pedih dan mengerikan. Dari kisah tersebut, umat Islam dapat mempelajari bahwa kemakmuran hidup tak boleh membuat seseorang lalai dari mengingat Allah. Selain itu, hendaknya jangan sekali-sekali berani menantang azab Allah. Sebab Allah tak akan segan-segan menimpakan azab-Nya kepada umat-Nya yang tak beriman.
Wallahu A’lam.