Loh, Kok Bisa Berpuasa Malah Sakit?

Loh, Kok Bisa Berpuasa Malah Sakit?

Loh, Kok Bisa Berpuasa Malah Sakit?

Yang penting dijaga di bulan Ramadan adalah kesehatan. Kesehatan menjadi modal dasar agar puasa kita berkualitas. Puasa yang dijalankan dengan niat dan kesanggupan yang penuh. Tanpa kesehatan, jangankan untuk berpuasa, untuk melakukan aktivitas menyenangkan apapun sudah pasti terasa menyulitkan.

Penting kiranya kita berhati-hati dalam menjaga kesehatan, mulai dari hal-hal sepele dan sederhana, tetapi yang sepele dan sederhana itu akan berdampak besar kebaikannya.

Niat yang sungguh-sungguh akan menjalankan ibadah puasa Ramadan, akan berdampak pada kesehatan kita. Niat yang sungguh-sungguh adalah langkah yang bisa menyehatkan. Langkah yang kelihatannya sepele ini akan menumbuhkan keyakinan, bahwa meskipun akan menahan lapar dan dahaga, sejak awal kita sudah yakin akan mampu melewatinya. Niat yang sungguh-sungguh akan mempengaruhi imunitas tubuh kita.

Karena puasa berkaitan dengan fisik, maka menjaga pola makan dan minum juga diperlukan.

Menu sahur dan berbuka harus dipersiapkan agar tidak sembarangan, tentu tidak perlu mahal, ada banyak masakan yang harganya terjangkau tetapi dengan kualitas yang sehat.

Selama berpuasa ini, makan yang mengandung sambal, minuman dingin (mengandung es), minuman manis, merokok, dan makanan-minuman rentan lainnya harus sangat diwanti-wanti. Perbanyak minum air mineral, termasuk yang hangat, sayur-mayur, buah dan lainnya.

Tubuh manusia ibarat mesin yang setiap harinya terus digunakan. Sehingga dapat membuat mesin mudah panas dan berpotensi rusak.

Nah puasa di bulan Ramadan ini sebetulnya “service” khusus dari Allah agar kesehatan kita terjaga secara lahir-batin. Metabolisme dalam tubuh kita sedang dibersihkan dari segala kotoran dan racun yang merusak. Mesin tubuh kita berhenti beroperasi selama berjam-jam dalam waktu sebulan penuh.

“Shuumuu tashihhu”, berpuasalah niscaya kalian akan sehat, kata Nabi Saw., yang diriwayatkan oleh At-Thabrani. Kalau kita bisa disiplin dalam berpuasa, dalam arti makan dan minum tidak sembarangan, apalagi ditambah dengan olahraga (tidak perlu olahraga yang berat-berat), membaca buku, tadarus Al-Qur’an, berzikir, bersedekah, dan lain seterusnya, kesehatan lahir-batin akan kita rasakan manfaatnya.

Tetapi sebaliknya, apabila karena puasa kita menjadi semakin rakus dan boros, makan dan minum sepuasnya, jangan aneh apabila puasa justru bisa menimbulkan penyakit.

Loh kok bisa berpuasa tapi terkena penyakit?

Tidak lain karena konsep puasanya keliru, sejatinya bukan melaksanakan puasa, tetapi memindahkan jadwal makan dan minum saja, bahkan dengan mengkonsumsi yang berlebihan.

Orang yang tidak disiplin menjaga kesehatan fisiknya, besar kemungkinan kesehatan psikisnya juga akan terganggu, demikian dengan kualitas hatinya. Bayangkan, kalau hampir seluruh unsur dalam jiwa-raga kita telah rusak, pasti pikiran, lisan dan perbuatan kita pun akan menjadi rusak.

Kembali puasa, adalah kembali sehat. Betapa ringkihnya kita manakala tengah merasakan sakit, baru terasa betapa anugerah kesehatan itu mahal harganya.

Orang sekaya apapun, segagah, setinggi apapun jabatannya, sehebat apapun ilmunya, dan seterusnya, tetapi kalau penyakit telah menyergapnya, apalah daya. Semuanya seperti terasa sia-sia. Menjaga kesehatan adalah cara terbaik menyayangi diri sendiri, keluarga dan lingkungan. Saat kita sakit, yang merasakan repot bukan hanya diri kita sendiri, melainkan banyak orang.

Boleh kita menjemput nafkah, mencari rezeki, menuntut ilmu, bekerja keras, bahkan melakukan bakti sosial, sampai bersemangat dalam beribadah, tetapi semuanya harus dilakukan secara proporsional agar kesehatan kita tetap terjaga.

Wallahu a’lam