Indonesia sebagai sebuah Negara dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia selama dua abad terakhir merupakan salah satu Negara dengan jumlah jemaah haji terbanyak . Dalam catatan Martin (1997:121), jumlah jamaah haji Indonesia pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 berkisar antara 10 dan 20 persen dari seluruh haji “asing”, meskipun mereka datang dari wilayah yang lebih jauh daripada yang lain. Bahkan pada dasawarsa 1920-an sekitar 40persen dari seluruh haji berasal dari Indonesia.
Banyaknya jamaah haji di Indonesia sejak dua abad yang lalu ini tidak sesuai dengan ketersediaan literatur tentang haji yang melimpah. Terlebih buku-buku ilmiah tentang haji atau buku hasil penelitian tentang jamaah haji. Menurut Henri Chambert Loir (2013) buku hasil penelitian yang dilakukan oleh para pakar Indonesia mengenai topik ini cukup langka. Kebanyakan buku tentang haji yang beredar luas di masyarakat adalah ihwal manasik dan kisah perjalanan atau semacam otobiografi.
Henri Chambert Loir dalam buku yang disusunnya dalam bahasa Indonesia dengan judul Naik Haji di Masa Silam mencatat setidaknya ada enam buku hasil penelitian yang mengulas tentang haji.
- Abdoel Patah, De medische zijde van de bedevaart naar Mekkah (Segi medis dari perjalanan haji ke Mekkah, 1935). Buku ini merupakan disertasi yang berhasil dipertahankan oleh seorang Dokter yang pernah bekerja di konsulat Jeddah tahun 1926-1932. Isinya berkaitan dengan sarana kedokteran di Jeddah, Madinah, Mekkah, Arafah dan Mina; tentang penyakit yang paling umum di kalangan jemaah haji; dan tentang beberapa penyakit umum di kalangan Arab.
- Aboebakar Atjeh, Sedjarah Ka’bah dan Manasik Haji, 1954 dan Ka’bah dan Perdjalananja: Bekal Calon Hujaj Memahami Makna Historis dalam Pembinaan Umat. Sesuai judulnya, buku pertama dengan judul Sedjarah Ka’bah dan Manasik Haji adalah buku yang mengulas sejarah sekaligus penjelasan tentang manasik haji.
- Mursyidi & Sumuran Harahap, Lintasan Sejarah Perjalanan Jemaah Haji Indonesia: Dilengkapi dengan tata tertib mulai dari Indonesia sampai di Arab Saudi dan kembali ke tanah air, 1984. Buku ini berisi uraian terperinci tentang berbagai peraturan dan penyelenggaraan urusan haji, selama periode 1950-1984.
- Saleh Putuhena, Historiografi Haji Indonesia, 2007. Sebuah buku yang berasal dari hasil penelitian disertasi penulisnya yang berjudul, “Haji Indonesia; Suatu kajian sejarah tentang perjalanan dan pengaruhnya pada pertengahan pertama abad ke-XX.
- Dien Majid, Berhaji di Masa Kolonial. Buku yang ditulis oleh guru besar sejarah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan dosen di Pascasarjana Universitas Nahdlatul Ulama Jakarta ini memaparkan informasi-informasi penting tentang kebijakan kolonial dan transportasi haji di masa penjajahan.
- Moeslim Abdurrahman, Bersujud di Baitullah; Ibadah haji, mencari kesalehan hidup, Buku ini juga merupakan hasil disertasi penulisnya yang konon judul aslinya dalam bahasa Inggris cukup kontroversial, “On Hajj Tourism: In Search of Piety and Identity in The New Order Indonesia”.
Selain keenam buku ini sebenarnya masih ada beberapa buku yang juga mengulas tentang haji yang mungkin luput ditulis oleh Henri Chambert Loir. Beberapa di antaranya adalah:
- Indonesia dan Haji: Empat Karangan di bawah Redaksi Dick Douwes dan Nico Kaptein. Buku ini merupakan kumpulan empat tulisan mengenai ibadah haji di Hindia-Belanda dan di Republik Indonesia. Meskipun ditulis bukan oleh peneliti Indonesia, buku ini telah ada dalam versi bahasa Indonesianya.
- Chunaini Saleh; Penyelenggaran Haji Era Reformasi ; Analisis Internal Kebijakan Publik Departemen Agama. Sebagaimana judulnya, buku ini mengulas banyak mengenai kebijakan-kebijakan pemerintah terkait penyelenggaran ibadah haji dan umrah,
Selain buku-buku manasik haji, buku tentang haji yang banyak beredar di pasaran adalah buku tentang kisah perjalanan. Di antaranya adalah sebagai berikut:
- Haji sebuah perjalanan Air Mata; Pengalaman Beribadah Haji 30 tokoh. Buku yang dicetak pertama kali oleh penerbit Bentang ini merupakan hasil wawancara kepada tokoh-tokoh nasional. Dari hasil wawancara terhadap kiai-kiai seperti alm. KH. Ali Yafie, alm. KH. Sahal Mahfudzh, Gus Mus, hingga sejumlah artis seperti Benyamin Sueb dan tokoh-tokoh lainnya.
- Danarto, orang Jawa Naik Haji. Buku ini merupakan hasil pengalaman pribadi penulisnya saat menjalankan ibadah haji di tanah suci. Sebagai seorang sastrawan tentu penyajian buku tipis dengan jumlah halaman kurang dari seratus halaman ini sangat renyah dibaca.
- Baharudin Aritonang, orang Batak naik Haji. Judul buku ini mirip dengan buku yang ditulis oleh Danarto. Bedanya, Danarto sebagai orang Jawa memberi judul orang Jawa naik haji, sementara Baharudin “mengganti” Jawa dengan Batak.
Selain tambahan kelima buku di atas, tentu masih ada buku-buku yang ditulis berdasarkan kisah perjalanan haji penulisnya. Di samping itu kini juga banyak beredar buku-buku popular tentang haji yang bisa dengan mudah didapatkan di toko buku.