Salah satu oleh-oleh Nabi setelah Isra’ dan Mi’raj adalah perintah shalat lima waktu yang menjadi kewajiban umat Islam dalam kondisi apapun. Alasannya adalah Shalat merupakan amal perbuatan yang pertama kali diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak. Bila shalatnya baik maka perbuatan yang lain menjadi baik. Sebaliknya bila shalatnya kurang baik maka amal yang lain juga terkena dampaknya. Dari sini pentingnya mengetahui ilmunya shalat agar hidupnya bermanfaat dan selalu mendapat nikmat.
Pahala ibadah shalat akan bertambah banyak bila dilakukan berjamaah di Masjid, Musalla atau di rumah bersama keluarga. Karena shalat berjamaah mengajarkan banyak hal terutama mengajarkan persatuan dan menghormati imam atau pemimpin, juga sikap seorang imam tak boleh egois, terlalu mementingkan diri sendiri dengan memperpanjang bacaan suratnya sehingga menyusahkan makmumnya.
Abu al-Lais as-Samarkandi dalam Tanbih al-Ghafilin menjelaskan tentang beberapa keistimewaan shalat berjamaah, di antaranya adalah:
Pertama, Allah akan menghilangkan kesusahan dalam urusan mengahadapi kehidupan.
Kedua, Allah akan mengangkat siksa kubur darinya.
Ketiga, Allah akan memberikan catatan amal menggunakan tangan kanan.
Keempat, Ia akan melewati shirat al-Mustaqim seperti halilintar.
Kelima, Ia akan masuk surga tanpa dihisab terlebih dahulu.
Keistimewaan ini akan diberikan oleh Allah bila didasari dengan ilmu tentang shalat, mulai syarat dan rukunnya terpenuhi serta mengetahui hal-hal yang membatalkannya. Ini saja tidak cukup, harus disertai keikhlasan dalam menjalankannya bukan untuk pamer atau ingin supaya dikenal menjadi ahli ibadah karena tanpa disadari akan merusak pahala shalat berjamaahnya.