Kanzun al-Najah wa al-Surur merupakan kitab karya ulama nusantara berdarah Kudus Jawa Tengah. Beliau bernama Abd al-Hamid bin Muhammad ‘Ali Quds bin Abd al-Qadir al-Khatib bin Abd Allah bin Mujir Quds atau biasa dikenal dengan nama Syeikh Abdul Hamid. Beliau tergolong ulama yang prolifik di masanya. Tercatat ada dua belas karya yang ditemukan dan beberapa yang hilang. Selain Kanzun al-Najah wa al-Surur, ada kitab lain karya Syeikh Abdul Hamid yang banyak dikaji di berbagai pondok pesantren, yaitu Lataif al-Isharat Sharh Tashil al-Turuqat li Nadhm Waraqat dalam bidang kajian ushul fikih.
Kanzun al-Najah wa al-Surur merupakan kitab kumpulan doa dan amaliyah para salaf al-salih selaras dengan hari dan bulan hijriyah. Dalam penyajiannya, beliau mengutip beberapa ayat dan hadis-hadis pilihan. Di antara keutamaan yang beliau sebutkan adalah lima keutamaan pada bulan Ramadhan.
Pertama, Ramadhan adalah bulan yang sangat mulia. Di antara kemuliaannya adalah dibukanya pintu-pintu surga dan ditutupnya pintu-pintu neraka. Setiap malam hendak berbuka Allah swt menyiapkan sepuluh ribu pengampunan.
Kedua, berdasarkan riwayat Salman al-Farisi ra berkata, Rasulullah berkhutbah di akhir bulan Sya’ban, beliau bersabda “Wahai manusia, kita telah dibayang-bayangi bulan mulia, bulan penuh berkah, di dalamnya terdapat lailatul qadar yang lebih mulia daripada seribu bulan. Allah swt menjadikan puasanya sebagai kewajiban dan shalat di malam hari sebagai kesunnahan. Pada poin selanjutnya, Syeikh Abdul Hamid juga menyebutkan riwayat semakna dari Abu Hurayrah ra.
Ketiga, Rasulullah saw bersabda; ada lima hal yang diberikan kepada ummatku di bulan Ramadhan yang tidak pernah diberikan pada ummat sebelumnya, yaitu bau mulut orang berpuasa lebih harum di sisi Allah swt lebih harum dari bau minyak misk, para Malaikat akan memintakan ampun untuk mereka sampai mereka berbuka, setan-setan akan dibelenggu, Allah swt akan menghiasi surga di tiap harinya, dan mereka akan diampuni di tiap akhir malamnya.
Keempat, Kabar mengenai pintu surga. Di antara pintunya ada yang bernama al-rayhan, tidak ada yang memasukinya kecuali orang-orang yang melaksanakan puasa.
Kelima, Sabda Rasulullah mengenai puasa dan al-Quran yang mana keduanya mampu memberi syafa‘at di hari kiamat. Amal ibadah puasa akan berkata; “Wahai Tuhanku, aku telah melarangnya makan dan menahan keinginannya di waktu siang maka jadikan aku syafa‘at baginya”. Amal bacaan al-Quran juga berkata; “Wahai Tuhanku, aku melarangnya tidur di malam hari (karena membaca al-Qur‘an) maka jadikan aku syafa‘at baginya. Kemudian Allah swt menjadikan kedua amal tersebut sebagai syafa‘at.
*) Penulis adalah pegiat Komunitas Literasi Pesantren (KLP), tinggal di Purwoasri Kediri