Lima Aturan Shalat Berjamaah

Lima Aturan Shalat Berjamaah

Lima Aturan Shalat Berjamaah

Shalat berjamah sangat dianjurkan dalam Islam. Bahkan pahalanya lebih banyak ketimbang shalat sendirian. Apalagi kalau shalat jamaah dilakukan di masjid. Rasulullah berkata:

صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً

“Shalat Jamaah lebih baik 27 derajat dibanding shalat sendirian” (HR: Bukhari dan Muslim)

Tata cara shalat berjamaah tidak jauh berbeda dengan shalat sendirian. Hanya saja ada beberapa aturan khusus shalat berjamaah yang perlu diperhatikan agar mendapat pahala shalat berjamaah. Di antara aturan khusus itu sebagai
berikut:

Makmum Berdiri di Belakang Imam

Posisi makmum saat shalat berjamaah harus berada di belakang imam. Minimal tumit makmum tidak boleh mendahului tumit imam. Kalau posisi makmum di depan imam, maka shalat berjamaahnya tidak sah.

Mengikuti Gerakan Imam

Karena shalat berjamaah dipimpin imam, maka makmum wajib mengikuti seluruh gerakan imam. Shalat berjamaah bisa jadi batal kalau makmum tidak mengikuti gerakan imam. Jadi kalau imam sujud, makmum harus ikut sujud. Begitu seterusnya.

Mengetahui Gerakan Imam

Makmum harus mengetahui setiap gerakan imam. Kalau makmum berada jauh dari imam, dia harus memastikan bahwa dia bisa mengetahui gerakan imam. Supaya dia tidak ketinggalan dan terlambat.

Imam dan Makmum berada dalam Satu Masjid 

Jarak antara makmum dan imam tidak boleh terlalu jauh dan harus berada dalam satu masjid. Meskipun makmum berada di luar masjid, seperti shalat di teras masjid karena saking ramainya jamaah, itu tetap sah selama masih dalam satu masjid dan makmum bisa mengetahui gerakan imam. Sekarang sudah ada pengeras suara, sehingga orang yang berada di teras masjid masih bisa mengetahui gerakan imam.

Makmum Niat Ikuti Imam

Niat sangat penting dalam Islam. Sebab itu, makmum harus berniat mengikuti imam dalam hatinya pada saat takbiratul ihram. Kalau dia tidak niat ikuti imam, maka shalat berjamaahnya tidak sah.