Lebaran: Momen Tepat Untuk Kembali Menyambung Tali Silaturahmi

Lebaran: Momen Tepat Untuk Kembali Menyambung Tali Silaturahmi

Lebaran: Momen Tepat Untuk Kembali Menyambung Tali Silaturahmi

Hubungan silaturahmi yang buruk menjadi fenomena yang umum terjadi di kalangan masyarakat di masa kini. Pasalnya saat ini banyak orang yang cenderung menjadi cuek terhadap lingkungan di sekitarnya. Selain itu, terputusnya tali silaturahmi juga biasanya diakibatkan oleh kesibukan pekerjaan, ataupun karena adanya perkataan atau sikap yang pernah menyakitkan hati. Padahal, terputusnya tali silaturahmi sebenarnya menjadi salah satu pertanda akhir zaman.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Hari kiamat tidak akan tiba sehingga orang yang dapat dipercaya didustakan, sedangkan orang-orang yang berkhianat justru dipercaya, kemesuman dan kata-kata kotor menjadi fenomena umum di tengah masyarakat, terputusnya tali silaturahmi, dan hubungan bertetangga yang buruk.” (HR. Ahmad)

Lebih lanjut, terputusnya tali silaturahmi muncul akibat adanya rasa persaingan. Seperti munculnya rasa curiga, dengki, hingga hasad terhadap berbagai kenikmatan yang dimiliki oleh orang lain. Oleh karena itu, lebaran atau hari raya Idul Fitri pun menjadi salah satu momen yang sangat tepat untuk kembali menyambung tali silaturahmi. Pasalnya, dalam Islam tali silaturahmi memang tidak boleh diputuskan. Mengapa tali silaturahmi tidak boleh diputuskan?

Dilansir dari buku Ensiklopedi Akhir Zaman karya Dr. Muhammad Ahmad Al-Mubayyadh, hubungan silaturahmi tidak boleh diputuskan karena empat penyebab. Penyebab yang pertama, Allah akan melaknat orang-orang yang memutus tali silaturahmi. Pasalnya, Allah melaknat orang-orang yang enggan menjalin silaturahmi dengan keluarga ataupun tetangganya sebagaimana Allah berfirman dalam surat Muhammad ayat 22-23.

Dalam surat tersebut Allah berfirman, “Maka apakah kiranya jika kalian berkuasa kalian akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (QS. Muhammad: 22-23)

Lalu yang kedua, seseorang yang memutuskan hubungan silaturahmi akan mendapatkan siksa di dunia dan akhirat. Dalam hadis disebutkan, “Tidak ada dosa yang Allah SWT lebih percepat siksaan kepada pelakunya di dunia, serta yang tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan silaturahmi.” (HR. Tirmidzi)

Bahkan amalan-amalan yang dilakukan oleh seseorang tidak akan diterima oleh Allah jika ia memutuskan tali silaturahmi. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa, “Sesungguhnya amal ibadah manusia diperlihatkan setiap hari Kamis malam Jum’at, maka tidak diterima amal ibadah orang yang memutuskan hubungan silaturahmi.” (HR. Ahmad)

Ketiga, Dr. Muhammad Ahmad Al-Mubayyadh dalam bukunya menyebutkan bahwa siapa yang memutus silaturahmi maka ia telah terputus dari rahmat Allah. Dalam islam, silaturahmi disebut sebagai ar-rahm. Kata tersebut diambil dari kata ar-rahman, yaitu nama satu pohon yang ranting-rantingnya menempel pada ‘Arsy-nya Allah. Sehingga mengisyaratkan bahwa siapa yang memutuskannya berarti telah terputus dari rahmat Allah. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Rahmat tidak akan turun kepada kaum yang padanya terdapat orang yang memutuskan tali silaturahmi.” (HR. Muslim)

Dalam sebuah hadis lain juga disebutkan, “Allah azza wa jalla berfirman: Aku adalah Ar Rahman. Aku menciptakan rahim dan Aku mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku akan menjaga haknya. Dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus dirinya.” (HR. Ahmad)

Keempat, karena silaturahmi merupakan salah satu penyebab seseorang masuk ke dalam surga. Selain itu, silaturahmi menjadi penyebab dibukanya pintu rezeki dan keberkahan dari Allah. Dalam sebuah hadis disebutkan, “Siapa yang bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung silaturrahmi niscaya umurnya akan diperpanjang dan hartanya akan diperbanyak serta keluarganya akan mencintainya.” (HR. Bukhari)

Dengan demikian, umat islam sangat diwajibkan untuk menjaga tali silaturahmi baik dengan kerabat maupun tetangganya. Pasalnya, Allah akan melaknat orang yang memutus tali silaturahmi serta orang yang memutus tali silaturahmi akan tersiksa di dunia dan akhirat. Selain itu, siapa saja yang memutus tali silaturahmi itu berarti ia telah terputus dari rahmat Allah. Padahal silaturahmi dapat membuka pintu rezeki dan membuat seseorang masuk ke dalam surga. Oleh karena itu, momen lebaran pun menjadi momen yang sangat tepat untuk kembali menjalin tali silaturahmi dengan kerabat, keluarga, dan tetangga.