Larangan Mencela Nasab dalam Islam

Larangan Mencela Nasab dalam Islam

Menurut Rasul SAW ada dua hal yang dapat membuat seorang terjerumus dalam kekufuran, salah satunya mencela nasab.

Larangan Mencela Nasab dalam Islam
Rasul SAW melarangan kita untuk mencela dan mencaci maki, bahkan kepada pendosa.

Islami.co — Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali mendengar atau bahkan terlibat dalam perbincangan yang tidak menyenangkan tentang orang lain. Salah satu topik yang kadang menjadi bahan celaan adalah nasab atau garis keturunan seseorang. Di masyarakat, tidak jarang ada yang mencela atau merendahkan nasab orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Padahal, tindakan ini bisa menimbulkan berbagai dampak negatif, baik bagi individu yang dicela maupun bagi masyarakat secara keseluruhan.

Nasab, atau garis keturunan, dalam Islam memiliki nilai penting. Nasab tidak hanya menunjukkan hubungan keluarga, tetapi juga identitas dan martabat seseorang. Menjaga kehormatan nasab adalah salah satu prinsip yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam. Ketika seseorang mencela atau merendahkan nasab orang lain, itu tidak hanya menyakiti individu tersebut tetapi juga merusak tatanan sosial yang lebih luas.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, sebagaimana dikutip Imam an-Nawawi dalam bab larangan mencela nasab, Rasulullah SAW bersabda,

عن أبي هريرة قال: قال رسول الله ﷺ: «اثْنَتانِ فِي النَّاسِ هُمَا بِهِمْ كُفْرٌ: الطَّعْنُ في النَّسَبِ، وَالنِّياحَةُ على المَيِّتِ».

“Dua perkara dalam umatku yang termasuk kekufuran adalah mencela nasab dan meratapi mayat.” (HR. Muslim).

Hadis ini menunjukkan betapa seriusnya larangan mencela nasab dalam Islam. Mencela nasab seseorang dianggap sebagai tindakan yang merusak persatuan dan keharmonisan dalam masyarakat.

Mengapa Dilarang Mencela Nasab?

Mencela nasab bisa memiliki dampak yang sangat merugikan, baik bagi individu yang dicela maupun bagi masyarakat secara keseluruhan. Bagi individu, celaan ini bisa menyebabkan rasa malu, hilangnya martabat, dan trauma psikologis. Bagi masyarakat, tindakan ini bisa memicu perpecahan, kebencian, dan hilangnya rasa saling menghormati.

Al-Qur’an juga memberikan peringatan keras terhadap perilaku ini. Dalam Surah Al-Hujurat ayat 11, Allah SWT berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim.”

Menghormati Sesama Adalah Kunci

Menghormati nasab orang lain berarti kita menghormati martabat dan identitas mereka. Imam an-Nawawi dalam kitabnya mengingatkan bahwa menjaga kehormatan nasab adalah bagian dari menjaga kehormatan sesama Muslim. Rasulullah SAW bersabda,

المسلم أخو المسلم، لا يظلمه ولا يخذله، ولا يكذبه، ولا يحقره

“Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, ia tidak menzhaliminya, tidak menyerahkannya (kepada musuh), tidak membohonginya, dan tidak merendahkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menegaskan pentingnya sikap saling menghormati dan menjaga hubungan baik antar sesama Muslim.

Lalu, bagaimana cara agar kita tidak terjebak pada perilaku merendahkan nasab orang lain?

  1. Tidak Mengolok-olok Nasab Orang Lain: Hindari membuat lelucon atau komentar yang merendahkan tentang garis keturunan seseorang.
  2. Menghargai Sejarah Keluarga: Setiap keluarga memiliki sejarah dan cerita yang patut dihargai. Belajarlah untuk menghormati latar belakang orang lain.
  3. Menghindari Ghibah (Bergosip): Membicarakan keburukan orang lain, termasuk nasab mereka, adalah tindakan yang dilarang dalam Islam.
  4. Menyebarkan Kasih Sayang dan Pengertian: Sebarkan pesan-pesan positif dan pengertian dalam interaksi sosial untuk menjaga keharmonisan.

Larangan mencela nasab yang disebutkan dalam kitab Al-Adzkar karya Imam an-Nawawi mengajarkan kita betapa pentingnya menjaga kehormatan dan martabat setiap individu. Mencela nasab bukan hanya tindakan yang tidak etis, tetapi juga bertentangan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya menjaga persaudaraan dan keharmonisan.

Dengan memahami dan mengamalkan ajaran ini, kita bisa membangun masyarakat yang lebih damai, harmonis, dan saling menghormati. Mari kita jaga kehormatan nasab, mulai dari diri kita sendiri dan lingkungan sekitar, demi kebaikan bersama. (AN)