Kota Gaza Alami krisis kemanusian yang menghawatirkan. Serangan bertubi-tubi Israel di Gaza menjadikan kota tersebut menuju krisis yang mengkhawatirkan. Disebutkan saat ini kota Gaza menghadapi dua krisis sekaligus, yaitu krisis air dan listrik. Jaringan listrik dan air rusak parah.
Walikota Gaza Yahya Al Sarraj mengatakan bahwa layanan penting seperti air hingga listrik dikurangi secara signifikan. Hal ini disebabkan karena sumberdaya air yang terbatas dan kerusakan akses jalan serta saluran listrik dan pipa air. Yahya menuding apa yang terjadi adalah kesengajaan yang dilakukan Israel dengan menyerang infrastruktur dan menghancurkan jalan utama, termasuk rumah sakit.
“Adanya pemadaman listrik yang terus menerus sangat berpengaruh pada pemompaan air sumur di rumah. Sanitasi dan pasokan air untuk penduduk terpukul parah,” kata Al-Sarraj kepada Arab News.
Sementara itu, menurut Mohammed Thabet, juru bicara Perusahaan Distribusi Listrik Gaza, ada enam dari 10 jalur listrik Gaza padam.
“Ada beberapa daerah perbatasan yang sama sekali putus aliran listriknya,” katanya. Hal ini diperparah dengan para karyawan yang tidak bisa melakukan perbaikan karena khawatir ada serangan lanjutan.
Apalagi ditambah dengan penutupan penyeberangan Kerem Abu Salem yang mempengaruhi pasokan bahan bakar bagi satu-satunya pembangkit listrik di Jalur Gaza. “Jaringan listrik di dalam Jalur Gaza juga terkena pengeboman Israel di daerah pemukiman. Ini meningkatkan kesulitan yang dihadapi perusahaan,” tambah Thabit.
Serangan terakhir oleh pasukan Zionis ini telah merenggut nyawa lebih dari 200 orang. Tercatat 59 anak-anak dan 35 perempuan menjadi korban kebrutalan pasukan Israel. Pengeboman tanpa henti ini akan berakibat bagi krisis yang mengkhawatirkan di kota tersebut.
Seorang warga Gaza bernama Ziad Sheikh Khalil, 44, mencoba menyediakan penerangan untuk rumah yang ia tinggali bersama istri dan keempat anaknya dengan mengisi baterai selama beberapa jam ketika listrik menyala.
“Kami hampir tidak mendapatkan listrik selama tiga jam sehari,” katanya.
“Saat listrik menyala, semua anggota keluarga bekerja dengan cepat untuk mengisi daya ponsel, serta mengoperasikan mesin cuci dan memompa air ke tangki di bagian atas gedung,” tambahnya
Kota Gaza memang mengalami permasalahan dalam pasokan listrik yang parah selama bertahun-tahun. Namun dalam beberapa hari terakhir menjadi memburuk karena kurangnya bahan bakar dan kerusakan pada 10 saluran listrik yang berasal dari Israel. Jelas hal ini akan menjadikan kota Gaza alami krisis kemanusian yang menghawatirkan. (AN)