Kloter Pertama Calon Jemaah Haji 2018 Direncanakan Berangkat 17 Juli

Kloter Pertama Calon Jemaah Haji 2018 Direncanakan Berangkat 17 Juli

Kloter Pertama Calon Jemaah Haji 2018 Direncanakan Berangkat 17 Juli

Penyelenggaraan haji tahun 1439 H / 2018 akan berlangsung dalam waktu dekat. Kelompok terbang (kloter) pertama calon jemaah haji Indonesia direncanakan akan diterbangkan pada tanggal 17 Juli mendatang. Sejumlah persiapan sudah dilaksanakan baik di Arab Saudi maupun di Indonesia.

“Fokus persiapan kita saat ini di tanah air. Jadi inilah yang sedang terus kita lakukan. Misalnya, finalisasi pengurusan dokumen perjalanan haji, dan pembentukan kloter-kloter, serta persiapan lain yang ada di tanah air ini,” ujar Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, Senin (02/07).

Adapun persiapan yang dilakukan antara lain fasilitas embarkasi bagi para jemaah. Pada tahun ini menjadi berbeda karena diberlakukannya proses keimigrasian di embarkasi. “Ini pertama kali proses perekaman 10 sidik jari serta biometri dilaksanakan di tanah air,” tambahnya. Sebelumnya, kedua proses tersebut selalu dilaksanakan di bandara Madinah atau Jeddah Arab Saudi sesaat setelah jemaah turun dari pesawat. Artinya proses yang biasanya memakan waktu lama di bandara Arab Saudi akan dilaksanakan di embarkasi.

Pada bulan Ramadan lalu Menag Lukman ke Arab Saudi dalam rangka mengecek persiapan penyelenggaraan haji. Salah satu yang menjadi perhatian pemerintah saat ini adalah kondisi di Mina. “Karena puncak kelelahan ibadah haji itu ada di Mina dan Arafah. Yang jadi masalah, di Mina itu luas daerahnya terbatas, sehingga tidak mungkin digeser ke samping. Karena aturan syar’i nya seperti itu Hal ini berdampak pada kepadatan serta keselamatan jemaah. Tahun 2017, pertama kali kuota haji Indonesia dikembalikan ke kuota normal. Yaitu sebanyak 211ribu. Ditambah lagi 10ribu, jadi total sekitar 221ribu. Artinya kita mendapatkan tambahan jemaah haji sekitar 50ribu. Tapi fasilitas yang kita peroleh di Mina tidak berubah,” jelasnya. Oleh karena itu, pemerintah saat ini mencoba menyewa penginapan di sekitar Mina. “Jadi nanti ada jemaah yang penginapannya dekat dengan Mina, usai dia dari Jamarat ia tidak perlu kembali ke tenda Mina,” ungkap Menag seperti dilansir dilaman kemenag.go.id