Putri sulung Gus Dur, Yenny Wahid, bercerita ia takjub ketika suatu ketika dalam kunjungannya, ia diberi hadiah sebuah teko kopi dari ulama termasyhur Arab Saudi, Syekh Mohammed bin Abdul Karim Al Isa. Begini ceritanya:
“Jadi awalnya saya hanya mendampingi menkopolhukam bapak Mahfud MD untuk bertemu dengan sekjen Rabithah al Alam al Islamy, Syekh Mohammed bin Abdul Karim Al Isa. Selepas pertemuan kami kembali ke hotel, tiba-tiba telp saya berdering. Ternyata yang menelpon adalah asisten Syekh Al Isa yang meminta agar saya berkenan datang kembali untuk pertemuan khusus dengan Syekh Al Isa. Jadilah, dalam sehari saya bertemu dua kali dengan beliau.” tutur Yenny.
Yenny juga menyatakan, ulama tersebut ingin bekerjasama dengan komunitas Islam moderat di Indonesia untuk mempromosikan dakwah Islam yang damai.
“Saya sendiri sangat terkesan dengan sosok Syekh Al Isa dan sudah lama ingin bertemu beliau. Sebagai sosok yang mewakili umat Islam di seluruh dunia, beliau adalah sosok ulama yang tidak diragukan lagi keilmuannya,” tambahnya.
Ulama tersebut juga kerap berkeliling dunia. Banyak pemimpin dunia yang menyambutnya ketika beliau berkunjung ke suatu negara.
baca juga: Yenny Wahid, Ulama dan Pilihan politiknya
“Beliau juga kerap bertemu dengan para tokoh agama di dunia seperti Paus Fransiscus dan pemimpin agama Budha, Hindu dll. Yang hebat, sebagai seorang ulama yang mumpuni, beliau adalah sosok yang sangat moderat, ” tambahnya.
Rabithah al alam al Islami merupakan lembaga Islam internasional yang cukup berpengaruh di dunia, organisasi ini biasa juga dikenal sebagai Liga Dunia Islam yakni lembaga Islam non pemerintah terbesar di dunia. Salah satu misi terbesar organisasi ini adalah menyampaikan risalah Islam yang ramah dan ajarannya ke berbagai dunia, serta meluruskan pandangan sebagian kalangan mengenai Islam.
Persamaan misi inilah yang membuat pembicaraan antara Yenny Wahid dan Al Isa begitu renyah dan mengalir karena satu sama lain saling berbagi cerita dan pengalaman – pengalaman untuk misi promosi Islam Damai.
“Salah satu cerita yang menarik dalam diskusi dengan Syekh Al Isa adalah cerita beliau yang pernah memberikan donasi besar untuk sebuah panti asuhan Kristen di Afrika yang dikelola oleh para biarawati, hal ini semakin membuktikan bahwa misi terbesar Islam yang diwakili oleh organisasi besar seperti Rabithah Al Alam Al Islamy ini adalah untuk memperkuat dan memperbanyak persaudaraan dengan berbagai umat. Tentu hal ini menjadi pelajaran berharga bagi saya dan kita di Indonesia untuk semakin serius merawat toleransi dan keberagaman di tanah air kita sendiri,” jelas Yenny Wahid.
Pertemuan dengan Sekjend Rabithal al alam al Islamy ini bertempat di kantor Rabithah al alam al Islamy di Makkah, Saudi Arabia pada tanggal 8 Desember 2020. Selain berbagi pengalaman antar kedua tokoh, Yenny Wahid juga dihadiahi sebuah teko kopi berwarna emas ala kerajaan Saudi, yang biasa dipakai untuk menyeduh Qahwah atau kopi Arab.
“Saya rasa sangat cocok bagi orang Indonesia seperti saya yang hobi minum kopi Arab ” imbuh Yenny berkelakar.