Kisah Ulama Sufi Ogah Jadi Imam Sholat Jumat, Alasannya Ajaib

Kisah Ulama Sufi Ogah Jadi Imam Sholat Jumat, Alasannya Ajaib

Kisah Ulama Sufi Ogah Jadi Imam Sholat Jumat, Alasannya Ajaib

Bagaimana bisa seorang ulama sufi enggan untuk memimpin salat Jumat dan khotbah jumat? Kisah ini tentu saja membuat kita bertanya, kok bisa?

Kisah ini diceritakan oleh penyair dan penulis Sapardi Djoko Damono dalam buku Humor Sufi II. Sebuah kisah dari seorang ulama sufi bernama Nasrudin Hoja yang terkenal selain karena ilmunya, juga karena kisah serta anekdot dan yang digemari dalam dunia Islam.

Jadi, ini terkait dengan tugas khotbah jumat di masjid yang diemban Nasrudin saat Jumat. Baginya, tugas ini berat. Ia selalu mencari cara untuk tidak usah khotbah jika jumat tiba.

Suatu hari yang cerah di Jumat, ia punya ide cemerlang. Ia tampil di depan mimbar dan mulai khutbah.

“Saudara-saudara, apakah saudara sudah mengetahui apa yang bakal saya sampaikan pada khotbah kali ini?”

Para jamaah terkejut dan menjawab,”Belum. Tentu kami belum tahu.”

Nasrudin tersenyum.

“Wah jika belum tahu apa-apa hal yang penting begini, saya kira akan buang-buang waktu jika saya bicara hal ini,” katanya.

Lalu, Nasrudin pun turun dari mimbar dan tidak jadi khutbah.

Jumat berikutnya ia dapat giliran khutbah lagi. Ia menyodorkan perkataan yang nyaris serupa.

Apakah saudara sekalian tahu apa yang hendak saya bicarakan hari ini?”

Kali ini tampak para jamaah berpikir keras, teringat kejadian jumat lalu. Serentak mereka pun menjawab,”Kamu sudah tahu, Ya Nasrudin!”

Nah tersenyum lagi.

“Lha, kalau semua sudah tahu, saya kira buang-buang waktu saja kalau saya memberi khutbah di sini sekarang ya,” tuturnya.

Lalu ia turun lagi dari mimbar dan aman dari tugas khotbah.

Pada jumat ketiga, Nasrudin masih diberi tugas khutbah dan kali ini di depan mimbar ia bicara hal serupa. ”Apakah saudara sekalian tahu apa yang bakal saya sampaikan?”

Kali ini Jamaah tampak berpikir lebih keras, lalu ada yang menjawab Ya dan sebagian lain tidak.

“Baiklah,” kata Nasrudin.”Beberapa di antara saudara-saudara sekalian ternyata ada yang sudah tahu apa yang hendak kusampaikan. Yang lain tidak. Jadi, lebih baik yang belum tahu bertanya ke yang lebih tahu.”

Sehabis itu, Nasrudin pun dari mimbar. Ia aman dari memberikan khutbah sama sekali.