Suatu hari Abu Yazid al Bustami pergi dengan mengendarai onta. Tentu saja karena perjalanan jauh ada beberapa perbekalan yang harus di bawa. Bekal perjalanan itu juga diletakkan dikanan dan kiri onta. Dalam perjalanan tersebut, Abu Yazid berpapasan dengan seorang pemuda.
Si Pemuda melihat onta Abu Yazid menjadi kasihan. Onta itu tampak membawa beban yang sangat berat. Lantas Abu Yazidpun disindir,” Binatang yang malang, betapa beratnya beban yang kau taanggung hai onta. Sungguh kejam orang yang menaikinya.” Si Pemuda kemudian mengulangi perkataannya secara terus menerus.
Sebenarnya Abu Yazid tidak menggubrisnya. Namun karena diulang-ulang, akhirnya Abu Yazid berkata,” Wahai anak muda sebenarnya bukan onta ini yang memikul beban.Lihatlah dengan seksama apa yang sebenarnya terjadi dengan ontaku ini.”
Pemuda itu kemudian menuruti perintah Abu Yazid. Ia melihat dengan seksama onta tersebut. Betapa kagetnya ketika barang bawaan onta itu tidak menempel di punggungnya. Demikian pula dengan Abu Yazid. Barang bawaan dan Abu Yazid terlihat melayang yang jaraknya sejengkal dari punggung onta.
“Allahu Akbar. Ini benar-benar kejadian yang menakjubkan,” katanya.
Setelah itu Abu Yazid berkata,” Jika kusembunyikan kenyataan-kenyataan yang sebenarnya mengenai diriku, maka engkau akan terus mencela. Namun jika kujelaskan kenyataan yang sebenarnya mengenai diriku engkau tidak bisa memahaminya. Lalu bagaimana seharusnya sikapku kepadamu.”
Perkataan tersebut membuat Si Pemuda hanya terdiam seribu bahasa.