Rasulullah SAW dikenal sebagai penunggang kuda hebat. Dalam beberapa lomba pacuan, Rasulullah SAW berhasil mengalahkan lawan dengan menggunakan kuda miliknya yang dijuluki Sabhah.
Meskipun demikian, bukan berarti Rasulullah SAW selalu menang, adakalanya beliau juga kalah ketika berlomba. Dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Ahmad, dikisahkan bahwasanya Rasulullah SAW memiliki unta yang diberi nama Adhba. Unta itu sangat cepat larinya, hingga ia tak pernah terkalahkan dalam setiap pacuan yang diikuti Rasulullah SAW.
Pada suatu hari, seorang Arab badui datang dan mengajak Rasulullah SAW berlomba pacuan kuda. Pada awalnya, unta Rasulullah SAW berhasil unggul, namun kemudian Arab badui tersebut berhasil melampaui unta Rasulullah SAW dan memenangkan lomba tersebut.
“Unta Adhba terlampaui, unta Adhba terlampaui,” teriak para sahabat kecewa, tampak di wajah mereka rasa kesal karena orang badui tersebut berhasil mengalahkan Rasulullah Saw.
Bagaimana tidak, Rasulullah SAW yang selalu unggul dalam perlombaan kini dikalahkan oleh seorang Arab badui. Sedangkan Arab badui kala itu dikenal sebagai pribadi yang kurang sopan dan terbelakang.
Para sahabat pun menunggu reaksi Rasulullah SAW. Rupanya tak ada sedikit pun amarah yang tampak di wajahnya. Beliau Saw justru bersabda:
إِنَّ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ لَا يَرْفَعَ شَيْئًا مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا وَضَعَهُ
“Sesungguhnya merupakan hak bagi Allah untuk tidak meninggikan sesuatu, melainkan kemudian hari Ia pasti merendahkannya”
Meskipun Rasulullah SAW adalah pemimpin yang disegani oleh umatnya, namun beliau sama sekali tidak merasa malu karena kekalahannya. Rasulullah Saw justru berlapang dada dan rendah hati.
Sabda beliau mengingatkan kita bahwa Allah SWT dapat meninggikan dan merendahkan siapapun yang dikehendakinya. Boleh jadi Rasulullah SAW selalu memenangkan lomba pada kesempatan-kesempatan sebelumnya, namun siapa sangka ternyata Rasulullah SAW pun pernah berada di posisi sebaliknya.
Sebagaimana dalam perlombaan, begitu pula dengan setiap perkara dunia. Kehidupan senantiasa berputar, adakalanya Allah SWT mengangkat derajat kita. Namun tak menutup kemungkinan bahwa kita akan berada di posisi terendah suatu hari nanti. Namun sebaik-baiknya orang adalah yang mampu bersyukur dan bersabar dalam setiap keadaan yang dihadapinya.
Wallahu A’lam.