Kisah Rasulullah Mempercepat Shalatnya karena Anak Kecil Menangis

Kisah Rasulullah Mempercepat Shalatnya karena Anak Kecil Menangis

Rasul kemudian meringankan bacaan shalatnya. Beliau khawatir, jika ia shalat dengan bacaan yang terlalu lama, akan memberatkan ibu sang bayi.

Kisah Rasulullah Mempercepat Shalatnya karena Anak Kecil Menangis
Foto: BuzzFeed

Sebagaimana biasa, Rasulullah Saw datang ke masjid untuk mengimami shalat. Hari itu seperti hari-hari biasa, memang tidak ada yang berbeda.

Sebelum memulai shalat, Rasulullah memastikan dahulu para makmumnya. Barisan shalat, oleh Rasulullah diperhatikan dengan betul. Jangan sampai ada shaf atau barisan yang kosong atau renggang.

Rasulullah mendatangi barisan demi barisan guna memastikan kerapatannya. Rasulullah berkata kepada semua orang yang mengikuti shalat jamaah pada saat itu untuk merapatkan barisan.

“Luruskan, luruskan, luruskan,” tutur Rasulullah. (HR. An-Nasa’i)

Seperti anjuran Rasul, barisan shalat terdiri dari laki-laki dan perempuan. Barisan laki-laki ada di depan, tepat di belakang Rasul. Sedangkan barisan perempuan ada di barisan yang paling belakang.

Setelah memastikan semua barisan lurus dan rapat, Rasulullah pun memulai takbir untuk shalat dan melanjutkan bacaan shalatnya. Para sahabat mengikutinya dengan khusyuk, baik sahabat laki-laki maupun perempuan.

Namun, saat itu ada salah satu sahabiyah (sahabat perempuan) yang mengajak serta bayinya. Tak disangka, saat Rasul membaca surat, bayi itu menangis. Mendengar ada suara tangisan bayi, Rasulullah tak ingin memperlama bacaan shalatnya.

Rasul kemudian meringankan bacaan shalatnya. Beliau khawatir, jika ia shalat dengan bacaan yang terlalu lama, akan memberatkan ibu sang bayi.

Walaupun Rasul melakukan shalat dengan cepat, bukan berarti Rasul mengesampingkan rukun-rukun shalat. Rasul hanya tidak memperpanjang dan memperlama bacaan shalatnya.

Setelah shalat, akhirnya sang ibu bisa menenangkan si bayi dan menghentikan kerisauannya.

Wallahu A’lam.

 

Kisah ini disarikan dari hadis riwayat An-Nasai dari Abi Qatadah dalam kitab sunannya.