Kisah Qur’ani: Mengapa Istikharahku Buruk Tapi Hasilnya Baik?

Kisah Qur’ani: Mengapa Istikharahku Buruk Tapi Hasilnya Baik?

Kisah Qurani ini mengulik dimensi terdalam kita

Kisah Qur’ani: Mengapa Istikharahku Buruk Tapi Hasilnya Baik?
Masjid atau musholla adalah rumah umat Islam (Andir Erik/ISLAMIDOTCO)

Suatu hari, ada seorang datang kepada Imam Ja’far As-Shodiq, Ia berkata, “ Wahai Imam, aku ingin pergi berlayar untuk bekerja, tolong lakukan istikharah untukku agar aku tau apakah baik jika aku berangkat kali ini.”

Sesaat kemudian Imam melakukan istikharah dan memberi jawaban, “Tidak baik untukmu jika berlayar saat ini.”

Setelah mendapat jawaban, orang ini pulang dengan raut wajah gelisah. Mana mungkin istikhoroh itu buruk padahal saat ini waktu yang sangat tepat untuk berniaga.

Kegelisahannya tak kunjung hilang hingga dia memutuskan untuk tetap berlayar. Tak disangka-sangka, ternyata perjalanannya membuahkan hasil. Ia mendapat untung berkali lipat dari biasanya. Dia menemukan semuanya dalam keadaan baik dan hampir tidak menemui masalah sedikit pun. Sampai akhirnya dia pulang dengan rasa puas dan gembira.

Ketika sampai di kotanya, dia merasa bingung. Kenapa istikharahnya buruk tapi hasilnya amat baik. Bahkan dia belum pernah mendapat untung sebesar ini.

Akhirnya, dia pun memutuskan untuk menghadap kepada Imam Ja’far As-Shodiq. Dia bertanya, “Wahai Imam, kemarin aku meminta tolong kepadamu untuk istikharah namun hasilnya buruk. Tapi aku tetap berangkat dan ternyata mendapatkan hasil yang berlipat ganda.”

Imam tersenyum mendengarnya, beliau pun menjawab, “Ingatkah engkau ketika hendak pulang ke kotamu, setelah melaksanakan solat maghrib dan isya’ kau duduk bersama rekan-rekan untuk membicarakan hasil perdagangan yang memuaskan.”

“Iya benar” Jawabnya.

“Kau makan dan minum hingga larut malam kemudian tidur. Dan ketika hendak melaksanakan solat subuh, ternyata matahari telah terbit.”

“Iya benar wahai Imam”

Kemudian Imam berkata,

“Andaikan Allah swt memberimu dunia dan seisinya engkau tidak akan bisa membayar kerugian itu”

Betapa besar kerugian orang yang melewatkan waktu solatnya. Berulang kali Rasulullah saw menekankan untuk memperhatikan waktu solat. Tidak meremehkannya dengan menunda-nunda waktunya. Tidak mendahulukan urusan dunia dihadapan amalan yang paling dicintai Allah ini. Adakah yang lebih penting dari solat?

Rasul pernah bersabda,

“Kelak tidak akan mendapat syafaatku, orang yang meremehkan (waktu) solat”

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ -٤- الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ -٥

“Maka celakalah orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya.” (Al-Ma’un 4-5)

*Bisa juga dibaca di sini