Sebagai salah satu dari asyhurul hurum, bulan Rajab menjadi bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT. Banyak keistimewaan dan keutamaan yang ada di dalam bulan ini. Selain itu, di bulan Rajab juga terjadi peristiwa penting yaitu Isra’ Mi’raj, dimana Rasulullah SAW menerima wahyu untuk melaksanakan sholat lima waktu.
Imam Ghazali dalam kitabnya Mukasyafatul Qulub, mengisahkan bahwa ada seorang perempuan di Baitul Maqdis yang rajin beribadah dan selalu membaca Surah Al-Ikhlas hingga 12.000 kali setiap harinya selama bulan Rajab.
Tidak dijelaskan secara rinci bagaimana perempuan tersebut melakukan amalannya itu. Akan tetapi, jumlah ayat Surah Al-Ikhlas yang hanya 4 ayat tentu tidak lah susah untuk melaksanakannya.
Selama melaksanakan keistiqomahannya itu, perempuan tersebut selalu mengenakan pakaian (selimut) yang terbuat dari bulu kambing atau kain wol. Pakaian tersebut adalah pakaian yang paling sederhana pada waktu itu.
Hal ini juga menunjukkan bahwa perempuan tersebut benar-benar mengagungkan bulan Rajab, serta ingin mendekatkan diri dengan Allah SWT dengan tidak memakai pakaian yang mewah. Perempuan itu istiqamah melakukan amalannya setiap bulan Rajab hingga kematian menjemputnya.
Hingga pada suatu hari, perempuan tersebut sakit keras dan berwasiat kepada sang anak laki-lakinya. Jika kelak dia meninggal, supaya dikuburkan dan dikafani dengan kain atau pakaian yang selau dikenakan untuk berdzikir.
Akan tetapi wasiat itu tidak dilaksanakan oleh sang anak, karena ketika ibunya meninggal sang anak mengafani jenazahnya dengan kain dan pakaian yang mahal, bukan dengan pakaian yang biasa digunakan untuk berdzikir yang terbuat dari bulu kambing.
Akhirnya pada suatu malam, sang anak laki-laki tersebut bermimpi bertemu sang ibu dalam keadaan marah. Ibunya berkata, “Wahai anakku, aku tidak ridha kepadamu, karena kamu tidak melaksanakan wasiatku”. Mendapatkan mimpi seperti itu, sang anak kaget dan ketakutan. Kemudian dia segera bergegas mengambil selimut dari bulu domba milik ibunya untuk dikuburkan bersamanya.
Kemudian sang anak bergegas ke pemakaman sang ibu, dan menggali lagi kuburnnya. Akan tetapi betapa kagetnya sang anak, ketika tidak mendapati jenazah ibunya di dalam kuburan tersebut. Melihat hal tersebut, dia bingung dan takut. Jangan-jangan jenazah ibunya tidak ada akibat kesalahannya yang tidak melaksanakan wasiatnya.
Sang anak masih bingung dan sedih, karena jenazah ibunya tidak ada di dalam kuburnya. Tiba-tiba dia mendengar suara yang berkata, “Tidakkah engkau tahu, bahwa barangsiapa taat dan beribadah kepada kami di bulan rajab, maka dia tidak akan kami tinggalkan sendirian di dalam kuburnya”.
Mendengar hal tersebut, dia masih sedih dan menyesal karena tidak melaksanakan wasiat terakhir ibunya, akan tetapi dia juga bahagia karena dia tahu di mana jenazah sang ibu, yaitu berada di samping sang pencipta berkah keistiqomahannya dalam berdzikir dan beribadah.
Inilah salah satu kisah, yang menjelaskan tentang keutamaan dzikir dan istiqomah beribadah di bulan Rajab. Bahwa Allah SWT tidak akan meninggalkan jasad orang-orang yang istiqomah berdzikir dan beribadah kepada-Nya dikuburan sendirian.
Karena bulan Rajab adalah bulan Allah SWT yang besar, dan bulan kemuliaan. Dimana dalam bulan ini perang dengan orang-orang kafir juga dilarang. Dan juga banyak ladang pahala untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Wallahu A’lam.