Khalifah Al-Makmun memberi perintah kepada prajurit agar berangkat ke rumah seorang pemuda. Sesampainya di sana, para prajurit mengetuk pintu lalu keluarlah seorang pemuda. “Kami diperintah oleh raja untuk menagih hutang anda,” sergah salah seorang prajurit.
“Ya sudah, tolong antarkan, nanti saya sendiri yang akan melunasinya,” jawabnya.
Maka, berangkatlah menuju istana khalifah Al-Makmun. Sesampainya di sepertiga perjalanan, mereka melihat seorang pengembala sedang membawa rerumputan yang diletakkan di atas kepalanya.
Saking padatnya tumpukan rumput tersebut sampai-sampai si pengembala sempoyongan. Ketika hendak jatuh, si pengembala melakukan reflek sembari mengucap “la haula wa la quuata illa billahil aliyyil adhim” lalu berdiri tegak, kemudian condong lagi, lalu berucap kalimat itu dan seterusnya.
Melihat kejadian itu, seorang pemuda lalu berucap, “Kalimat yang diajarkan malaikat kepadaku tempo hari lalu memang begitu dahsyat”. Para prajurit yang mendengar ucapan tersebut saling pandang dan bertanya dalam hati masing-masing, apa orang ini sudah gila?. Tak berselang lama, mereka pun sampai di istana khalifah Al-Makmun.
“Apa benar yang diceritakan para prajuritku, kamu belajar kalimat Allah langsung dari malaikat?” Tanya raja.
Pemuda itu mengangguk dan mulai bercerita. Dulu, kata dia, ada seorang gadis kembang desa sang sangat cantik hingga banyak orang kepincut dan ingin mempersuntingnya menjadi seorang istri. Karena tampangnya pas-pas an dan tidak terlahir dari keluarga terpandang, bapak sang gadis tersebut tidak menggubris lamaran darinya.
Suatu ketika datang seorang pria tampan yang lahir dari keluarga terpandang menyatakan hasrat untuk melamar sang gadis, bapaknya mengiyakan hingga beberapa hari pasca lamaran, pernikahan pun dilaksakan. Namun keesokan harinya suami sang gadis ini meninggal dunia, tak ada yang tau apa sebab kematian sang suami.
“Setelah kejadian itu saya datang ke bapak si gadis untuk kembali mengutarakan niat saya, namun tetap ditolak,” ungkapnya.
Dua bulan kemudian datang lagi seorang pemuda tampan dan mapan untuk melamar sang gadis. Setelah diterima, selang beberapa hari langsung digelar pesta pernikahan. Namun keesokan harinya pemuda ini meninggal dunia juga. Untuk kedua kalinya, ia memberanikan diri melamar, namun tetap saja ditolak.
Beberapa bulan kemudian datang lagi pemuda yang tampan dan gagah perkasa untuk melamar si gadis. Singkat cerita, ia diterima dan akhirnya menikah tapi si pria itu meninggal juga keesokan harinya.
“Pasca kejadian itu, saya kembali memberanikan diri untuk melamar si gadis tersebut ketiga kalinya,” tambahnya.
Melihat kejadian-kejadian sebelumnya, bapak si gadis memutuskan untuk menerima lamaran saya karena sudah tidak ada lagi yang berani melamar anak perempuannya. Beberapa hari digelarlah pesta pernikahan. Saat malam pertama. Ketika hendak merayu si gadis, tiba-tiba muncul suara melengking dan keras yang berubah menjadi sosok seram bertanduk bewarna merah.
“Apa yang mau kau lakukan, Hai Pemuda. Tiga suaminya yang dulu sudah kuhanguskan, apa kau masih nekat mau menjadi suaminya?” Tanya iblis.
“Dia sekarang sudah sah menjadi Istriku,” jawab si pemuda.
“Begini saja. Kita buat perjanjian. Setiap hari Senin sampai Rabu gadis itu menjadi istriku, kemudian hari Jumat sampai Ahad ia menjadi istrimu. Bagaimana, apakah kau sepakat?”
Pemuda itu menganggukan kepala. Dan, Berhubung sekarang hari Kamis, mereka berdua tidak boleh menyentuh gadis itu.
“Kau akan kuajak ke langit untuk mencari dan mengintip takdir seseorang. Ada perintah dari dukun atasanku.
Singkat cerita, mereka pun berangkat ke langit. Si pemuda pun menutup mata dan ketika membuka matanya, ia agak kaget karena di tempat yang belum pernah dikunjungi. Lalu muncul
bunyi la haula wa la quuata illa billahil aliyyil adhim. Sontak, iblis kepanasan. Akhirnya mereka berdua kembali turun dan sudah sampai di kamar si gadis.
Tiga hari pasca kejadian itu, si pemuda bercerita tentang kejadian yang menimpanya kepada istri. Lalu mreka sepakat untuk menjebak si Iblis tepat pada Senin malam. Semua lubang kamar ditutup kecuali lubang di mana si Iblis sering masuk.
Malam harinya, ketika Iblis masuk kamar, si pemuda yang bersembunyi di luar rumah menutup lubang tempat iblis masuk. kemudian masuk ke rumah dan menuju ke kamar. Pintu kamar dibuka dan Iblis pun kaget ketika pemuda masuk kamar dan mengunci pintu. Sebelum ia meneruskan bicaranya, si pemuda berkata keras la haula wa la quuata illa billahil aliyyil adhim.
Iblis kepanasan sambil meraung. Dibacakan kalimat tadi kedua kalinya, tubuh si Iblis menyala dan mengeluarkan asap sambil mencari-cari lubang untuk keluar dari kamar, diucapakan kalimat yang ketiga kalinya, Iblis meraung semakin keras lalu meledak dan menjadi debu.
Mendengar cerita tersebut, khalifah Al-Makmun menepuk pundak si pemuda lalu membebaskan hutang-hutangnya.
*Inilah kisah saat ngaji kitab Bidayatul Hidayah pada hari rabu tgl 8 Januari 2020, pak kiai menerangkan khasiat kalimat Allah SWT yang berbunyi la haula wa la quuata illa billahil aliyyil adhim”.