Kisah Nabi Isa AS

Kisah Nabi Isa AS

Nabi Isa A. S. ibunya bernama Maryam dan tidak mempunyai ayah, beliau dilahirkan atas kehendak dan kuasa Allah Swt. dengan tanpa ayah.

Kisah Nabi Isa AS
Nabi Isa A. S. ibunya bernama Maryam dan tidak mempunyai ayah, beliau dilahirkan atas kehendak dan kuasa Allah Swt. dengan tanpa ayah.

Nabi Isa A. S. ibunya bernama Maryam dan tidak mempunyai ayah, beliau dilahirkan atas kehendak dan kuasa Allah Swt. dengan tanpa ayah. Beliau lahir pada tahun 622 sebelum tahun hijrah. Kelahiran beliau tanpa ayah ini, merupakan ujian bagi manusia, apakah manusia tidak percaya atas kekuasaan Allah?
Maryam putri Imron bin Matsan, putri yang shalihah, beliau itu masih gadis remaja, dan pada suatu hari datanglah Malaikat Jibril memberi khabar kepadanya, bahwa ia akan memperoleh anak bayi laki-laki. Jibil yang datang kepadanya menyerupakan dirinya sebagai manusia, ditolaknya oleh Maryam dengan ujarnya;

Jauhlah engkau dari sini dan aku berlindung kepada Tuhan  atas kejahatan yang akan terjadi dan aku takut kepada Allah Swt.”

Lalu jibril meniupkan ruh yang suci kedalam rahim siti maryan, dan ia pun hamil. Hal ini dinyatakan dalam al-Qur’an:

Jibril berkata; “Aku ini pesuruh Tuhanmu dan akan memberi khabar gembira, bahwa engkau akan melahirkan seorang anak laki-laki yang suci.” (Q. S. Maryam, ayat 19).

Maryam berkata, sebagaimana terungkap dalam al-Qur’an:
Maryam berkata: “Bagaimana aku akan mendapat anak, padahal aku belum bersuami dan aku pun bukan pula orang yang jahat.” (Q.S. Maryam, ayat 29).

Malaikat Jibril menjawab:

“Demikianlah akan halnya, Tuhan engkau telah berfirman: “perkara itu amat mudah bagi-Ku, supaya Ku jadikan suatu tanda kekuasaan kepada manusia dengan rahmat-Ku. Dan kejadian itu adalah sesuatu yang diluluskan”.” (Q.S. Maryam, Ayat 21).

Maryam Hamil.

Setelah Maryam hamil dan makin lama kandungannya makin besar, maka gemparlah penduduk kampungnya, melihat seorang anak gadis telah hamil. Dan mereka menuduh Maryam telah berbuat serong dengan laki-laki.

Alangkah malunya Maryam, karena hamil tanpa suami, apalagi setelah bayi itu lahir, bertambah-tambah mereka memperolok-olokkan dan menghinakannya. Bertubi-tubi Maryam mendapat pertanyaan:

“Hai Maryam! Mengapa kamu sudah beranak? Padahal kami melihat kamu belum mempunyai suami, sedangkan orang tuamu orang yang baik-baik. Mengapa engkau sekarang menjadi orang yang cemar? Mendengar itu Maryam tidak menjawab, hanya berisyarat kepada anaknya saja.”

Mereka tercengang sambil berkata, bagaimana kami disuruh berbicara sama anak kecil? Maka dengan kekuasaan Allah Swt, anak bayi inipun dapat berbicara, sebagaimana tertulis dalam al-Qur’an:

“Sesungguhnya aku ini hamba Allah, I telah beri kepadaku kitab Injil., dan Ia telah menjadikan aku seorang Nabi. Ia telah menjadikan aku orang yang berbakti di mana saja aku berada, dan Ia mewajibkan aku sembahyang dan membayar zakat selama aku hidup. Dan Ia menjadikan aku berbakti kepada ibuku, dan ia tidak menjadikan aku orang yang sombong ‘celaka’. Serta keselamatan (bercucuran) atasku pada hari aku dilahirkan dan pada hari aku akan mati, dan pada hari aku akan dibangkitkan dalam keadaan hidup.”. Anak bayi itu Isa bin Maryam, perkataan benar yang dipertentangkannya mereka berselisih.” (Q.S. Maryam, ayat 30-34).

Maryam Pindah ke Negeri Mesir

Untuk memelihara agar anaknya jangan dibunuh orang, maka Maryam pindah ke negeri Mesir, dan di Mesir ia dan putranya tinggal selama kurang lebih dua belas tahun. Kemudian mereka pindah kembali kenegeri syam. dan setelah diangkatnya Isa menjadi Rasul, sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur’an:

“Dan diajarkan kepadanya ilmu tentang al-Kitab dan ilmu pengetahuan yang lain, mengetahui isi kitab Taurat dan Injil, serta ia diutus untuk kaumnya (Bani Israil). (Q.S. Ali Imran, ayat 48-49).

Nabi Isa A.S. dalam menjalankan dakwahnya yakni menyampaikan risalah kepada umatnya, beliau diberi mu’jizat oleh Allah, sebagai bukti bahwa ia adalah Rasulullah.

Mu’jizat Nabi Isa A. S. diantaranya: Ia dapat membuat burung dari tanah liat atas kehendak dan kuasanya Allah Swt. Ia dapat menyembuhkan orang buta, penyakit kusta, serta menghidupkan orang mati dengan izin Allah Swt. dapat menerangkan apa yang dimakan dan disimpan di rumah-rumah kaumnya, menurunkan makanan dari langit ketika diminta oleh kaumnya.

Nabi Isa A.S. diangkat menjadi Rasul ketiaka ia berusia 30 tahun . Ia berjuang menyiarkan agama yang benar, membongkar akan kesalahan-kesaahan dan kesesatan pendeta-pendeta Yahudi yang telah menyimpang jauh dari ajaran Taurat.

Ajaran Nabi Isa A.S. tidak ada yang menyambutnya kecuali dua belas orang saja, itulah yang disebut al-Hawariyyun artinya sahabat-sahabat Nabi Isa. Diantara sahabat-sahabat Nabi Isa itu ada yang murtad dan bekhianat sepertiYahuza dan lama kelamaan bertambah banyak pengikutnya.

Nabi Isa A. S. akan Dibunuh

Dalam menjalankan tugasnya sebagai Rasul, Nabi Isa A.S. selalu mendapat tantangan dari kaum kafir. Pelopor dari kaum kafir itu ialah sahabat Nabi Isa sendiri yang murtad. Mereka berusaha menangkap Isa, karena ia menyangka bahwa ia dapat menagkap Isa, karena ia orang yang terdekat baginya.

Tetapi orang munafik inilah yang sebenarnya tertangkap, bukan Nabi Isa A. S. dan dengan kekuasaan Allah Swt. Nabi Isa A. S telah diangkat ke alam Ghaib, sedangkan muka  (paras wajah) si murtad ini dilihar oleh orang banyak seperti Isa A. S.

Kekuasaan Allah Swt. lebih dan melebihi segala-galanya dan rencana manusia dapat berhasil, tetapi rencana da Tuhanlah yang pasti terjadi dan terlaksana. Firman Allah Swt. dalam al-Qur’an:

“Ada pun orang-orang yang durhaka itu, tiadalah mereka membunuh dan menyalib Isa, hanya orang yang diserupakan dengan Isa-lah yang tersalib.” (Q.S. An-Nisa, ayat 157).

Ajaran al-Qur’an Terhadap Isa A.S.

“Tidak layak bagi Allah mempunyai anak . Maha Suci Ia. Apabila Ia berkehendak suatu perkara, Ia hanya berkata: “Jadilah!”, lantas terwujudlah apa yang dikehendaki-Nya.” (Q.S. Maryam ayat 35).

Ajaran Nabi Isa A. S. sama dengan ajaran Islam tentang Tuhan (pencipta) alam semesta. sebagaimana keterangan dalam al-qur’an:

“Isa berkata: ” Dan sesungguhnya Allah itu Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Ia, inilah jalan yang lurus.” (Q. S. Maryam, ayat 36).

Sumber: Riwayat Nabi dan Rasul, hal 115-119, Toha Putra, Semarang 1976.