Disebutkan Imam al Ghazali menjelang wafatnya berpesan kepada tiga orang. Salah satunya adalah adiknya yang bernama Ahmad.
Dalam pesannya itu, pengarang kitab Ihya Ulumuddin ini meminta kepada ketiganya agar kelak setelah ia meninggal, tetangganya maupun masyarakat Islam tidak ada tahu. Al Ghazali memohon bahwa jenazahnya yang mengurus adalah tiga orang tersebut. Bahkan al Ghazali menginginkan dirinya dikubur dalam rumah.
Saat al Ghazali wafat yang terjadi justru sebaliknya. Banyak sekali yang bertakziah di rumahnya. Ada cerita di balik kedatangan para pelayat tersebut. Dikisahkan sebelum al Ghazali wafat, para sufi yang berada di Iskandariyah, Damaskus, Palestina, Mekkah hingga Madinah, serta semua orang yang pernah berinteraksi dengan dirinya serempak mimpi ditemui oleh Ghazali.
Semua mimpi yang dialami oleh kebanyakan orang tersebut sama, yaitu Imam Ghazali berpamitan kepada mereka dengan didampingi adik dan dua sahabatnya itu. Kejadian tersebut entah kenapa bertepatan dengan hari wafatnya Imam al-Ghazali.
Rumah al Ghazali yang berada di Thus, Iran pun segera ramai dikunjungi banyak pelayat. Mereka menangis sesenggukan mengenang jasa Imam al Ghazali.
Tentu banyaknya pentakziah tersebut membuat tetangga al Ghazali kaget. Mereka sebelumnya tidak tahu apa-apa dan merasa al Ghazali masih hidup seperti biasa. Mereka bahkan mengira bahwa Imam al Ghazali akan mengajar.
Setelah mendengar bahwa banyak para petakziyah yang datang dari luar kota, tetangga-tetangga al Ghazali baru sadar bahwa al Ghazali telah wafat. Para tetangga pun kemudian ikut pergi melayat.
Para pelayat pun kemudian tumpah ruah memenuhi tempat tinggal al Ghazali. Para murid, pejabat pemerintahan, ulama berduyun-duyun datang berziarah ke makamnya. Hingga seluruh negeri kala itu melakukan hari berkabung. (AN)
Wallahu a’lam