Kisah Iblis yang Tobat dan Ingin Menjadi Saleh

Kisah Iblis yang Tobat dan Ingin Menjadi Saleh

Iblis ternyata pernah tobat dan ternyat ingin berbuat baik

Kisah Iblis yang Tobat dan Ingin Menjadi Saleh

Ceritanya begini. Iblis, raja para setan itu tiba-tiba gundah-gulana bukan kepalang. Galau luar biasa. Hatinya dicekam oleh rasa bersalah dan sejuta dosa. Ia juga tak tahan terus menerus dicaci-maki manusia dan jadi kambing hitam dalam setiap kekacauan dan fitnah. Ia selalu mendengar manusia mengutuknya setiap akan menghadap Tuhan, dan memohon perlindungan-Nya.

“A’udzu Billah min as-Syaithan ar-Rajim”. Aku berlindung kepada Tuhan dari gangguan setan yang terkutuk. Setan Iblis betul-betul ingin taubat, kembali ke jalan yang benar. Ia ingin berhenti mengganggu, mengacaukan, menyesatkan, memfitnah dan menjerumuskan manusia.

Ia ingin jadi saleh untuk selamanya, biar bumi jadi aman dan damai, tak ada lagi kebencian yang menyala-nyala antar manusia, tak ada lagi pedang yang bertarung dan tak lagi ada bom-bom yang diledakkan di mana-mana dan meratakan bumi manusia. Dan dengan begitu, dunia akan menjadi aman damai sentosa selama-lamanya.

Ia berpikir lama. “Tetapi kepada siapakah gerangan aku harus mengkonsultasikan niatku ini”, ujarnya dalam hati. . Ia berpikir dan membayangkan tokoh-tokoh agama terkemuka di dunia.

Aha! Ya, ya. Iblis mengangguk-anggukkan kepalanya, sambil jari-jari tangan kanannya terkepal. “Yes!. Aku harus menemui Al-Syeikh al-Akbar”. Ia pun segera terbang menuju kawasan Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir, Universitas Islam paling kuno, terkemuka dan paling prestisius dalam dunia muslim.

Ya, inilah pusat pendidikan agama, tempat beribu ulama besar di dunia pernah menimba ilmu keislaman dan menjadi para pemimpin di negaranya masing-masing. Pemimpin tertinggi Universitas ini dipanggil “Al-Syeikh al-Akbar” (Grand Syeikh). Ini merupakan jabatan tertinggi di universitas itu, yang pada masa awal setara dengan posisi Menteri dalam struktur pemerintahan di Mesir. Dalam sejumlah hal Grand Syeikh lebih dihormati dan ucapan-ucapannya lebih dipatuhi masyarakat daripada ucapan-ucapan Menteri sendiri.

Dalam sekejap mata Iblis telah sampai di bilangan Khan el-Khalili, sebuah pasar tradisional kuno, tempat para turis belanja barang-barang antik dan bersejarah. Di dekat pasar kuno itu ada masjid Husein. Konon di situ kepala cucu Nabi yang terbunuh di Karbala itu dimakamkan. Di sebelah masjid ada kantor, “Masyikhah al-Azhar”, tempat Grand Syeikh Al Azhar itu memimpin lembaga pendidikan tinggi itu. Iblis datang ke sana untuk minta fatwa tentang rencana pertobatannya.