Abu Lahab bin ‘Abdul Muttalib (meninggal 624) adalah paman Nabi Muhammad yang terkenal akan kebenciannya terhadap Islam dan penentang dakwah Rasulullah SAW. Saking terkenalnya, namanya kemudian dijadikan nama surat dalam Al-Qur’an yakni Surah al-Lahab yang merupakan pengutukkan atasnya sebagai salah satu musuh Islam.
Nama lengkapnya adalah Abdul al-Uzza bin ‘Abdul Muttalib dan panggilannya Abu Lahab yang memiliki arti bapak dari api yang berkobar. Hal tersebut dikarenakan pipinya selalu merah atau seperti terbakar. Lahab artinya menyala-nyala. Ada yang mengatakan bahwa yang menggelari Abu Lahab adalah Ayahnya, Abdul Muthalib, karena Abu Lahab wajahnya sangat cerah.
Istrinya adalah Ummu Jamil, yang telah melahirkan dua anak Utbah bin Abu Lahab dan Utaybah bin Abu Lahab.
Kebenciannya akan islam berdampak pada pola prilakunya. Bahkan saking membenci dakwah Rasul, Abu Lahab memerintahkan kedua anaknya yang saat itu telah menikah dengan dua putri Rasulullah untuk segera diceraikan. Hal tersebut untuk melemahkan mental putri Rasul sebagai bentuk bahwa islam dan pengikutnya dikucilkan. Kedua putri Rasul yang diceraikan atas perintah Abu Lahab adalah Ummu Kultsum dan Ruqoyyah.
Ummu Kultsum (w. 9 H./630 M.) adalah salah satu putri Rasulullah SAW dari istri pertama beliau, yakni Khadijah binti Khuwailid. Pada zaman jahiliyyah, ia menikah dengan Utaibah putra Abu Lahab. Utaibah adalah saudara kandung Utbah yang juga menikahi putri Rasulullah SAW, Ruqayyah.
Namun, kedua putri Rasulullah SAW tersebut kemudian dicerai oleh suaminya atas perintah Abu Lahab setelah turun surah Al-Lahab yang ditujukan kepadanya. Padahal, saat itu Ummu Kultsum belum disentuh sedikitipun oleh Utaibah, sehingga mereka tidak memiliki keturunan dari pernikahannya tersebut. Perintah perceraian itu juga didukung oleh Ummu Jamil; istri Abu Lahab yang juga sangat membenci dakwah Rasulullah saw.
Ketika Rasulullah SAW diutus menjadi Rasul, Ummu Kultsum sebagai putrinya juga mengikuti ajaran ayahnya dan ikut hijrah ke Madinah beserta keluarganya. Ketika saudarinya, Ruqayyah wafat tahun ke 2 H, ia kemudian dinikahkan oleh Rasulullah SAW dengan Usman bin ‘Affan yang merupakan kakak iparnya sendiri (suami dari Ruqayyah) pada tahun ketiga Hijriyah bulan Rabi’ul Awwal, setelah Ruqayyah meninggal. Karena menikahi kedua putrinya Rasulullah SAW tersebut, Usman bin ‘Affan dijuluki Dzun Nurain (Orang yang memiliki dua cahaya).
Kakak dari Fathimah dan adik dari Zainab dan Ruqayyah ini meninggal dunia di Madinah bulan Sya’ban tahun ke 9 H. Rasulullah saw. turut menyalatinya, sementara yang bertindak turun di kuburannya adalah Ali, Al-Fadhl, Usamah bin Zaid r.a., dan Thalhah Al-Anshariyah. Sementara yang memandikan jenazahnya adalah Asma binti Umais dan Shafiyyah binti Abdul Muthallib.
Setelah kepergian Ummu Kultsum, Rasulullah SAW bersabda kepada Usman, “Seandainya aku mempunyai putri yang ketiga, niscaya akan aku nikahkan ia denganmu wahai Usman.”
Sedangkan Ruqayyah adalah putri kedua Rasulullah SAW yang lahir dari rahim Khadijah binti Khuwailid. Ruqayyah lahir dan tumbuh pada zaman Jahiliyyah. Setelah menginjak dewasa, ia menikah dengan sepupu Rasulullah SAW yakni Utbah bin Abu Lahab bin Abdullah.
Ketika Rasulullah SAW diangkat menjadi utusan Allah swt. dan Abu Lahab menentang apa yang dibawa oleh beliau, bahkan memusuhi dan menghina Rasulullah saw., maka turunlah surah Al-Lahab Tabbat yadaa Abii Lahabi “Celakalah tangan Abu Lahab” yang berisikan mengecam segala tindakan yang dilakukan oleh Abu Lahab dan istrinya.
Abu Lahab pun bertambah marah, lalu ia memerintahkan putranya (Utbah) untuk menceraikan istrinya; Ruqayyah. Utbah pun menuruti perintah ayahnya dengan seketika menceraikan Ruqayyah.
Saat ayahnya diutus menjadi Nabi/utusan Allah SWT, Ruqayyah langsung masuk Islam mengikuti jejak ibunya yang masuk Islam terlebih dahulu. Kemudian Ruqayyah menikah dengan Usman bin ‘Affan. Ia pun ikut hijrah dua kali ke Habasyah bersama suaminya. Kemudian mereka berdua juga ikut hijrah ke Madinah dan menetap di sana.
Mereka pun dikaruniai anak yang bernama Abdullah. Oleh karena itu, Usman diberi kunyah Abu Abdullah atau bapaknya Abdullah. Namun, Abdullah meninggal dunia ketika ia berumur enam tahun setelah wajahnya membengkak akibat dipatuk ayam jantan.
Sebelum umat Muslim berangkat menuju perang Badr, Ruqayyah jatuh sakit, sehingga Rasulullah SAW melarang Usman bin Affan untuk ikut perang dan mengutusnya untuk menjaga istrinya tersebut.
Ruqayyah pun wafat saat Rasulullah saw. dan umat muslim lainnya berada di Badr bertepatan pada tahun kedua hijriyyah atau 624 M.
Semua cara akan dilakukan untuk melemahkan dakwah Rasul. Di mulai dengan memboikot perdagangan sampai pada persoalan pernikahan. Dua putri Rasul tadi menjadi contoh kebencian musuh islam bernama Abu Lahab beserta Istrinya Ummu Jamil. Semoga kita semua terhindar dari sifat membenci dakwah islam dan menjadi manusia yang selalu mengutamakan kepentingan umat dan bangsa.
Wallahu a’lam bi al-Shawab