Dari Ibnu Jahdham, Muhammad bin Saleh meriwayatkan bahwa tatkala ia melakukan tawaf tiba-tiba ada seorang arab badui bergantung di tirai ka’bah. Pandangannya mengarah ke langit sambil berkata, “ Wahai zat yang mengutus manusia menuju Ka’bah, hari-hariku telah barlalu, kekuatanku terus berkurang, aku selalu datang ke rumah-Mu yang agung lagi mulia ini bersama dosa-dosaku yang tak dapat ditampung oleh bumi dan tak dapat dihapus oleh lautan. Aku datang di sini sambil memohon ampunan-Mu dan tinggal di halaman rumah-Mu ini. Aku telah menafkahkan hartaku demi mencari ridha-Mu. Lalu apa balasan yang engkau berikan wahai tuhanku?
Kemudian ia menghapkan dirinya ke arah kerumunan manusia dan berkata, “Wahai sekalian manusia, doakanlah orang yang telah diterpa kesalahan dan dilanda bencana. Sayangilah tawanan yang dilanda kesusahan dan orang asing yang dihimpit kemiskinan. Saya meminta kepada kalian untuk selalu berdoa kepada Allah Swt. agar menghilangkan kesalahanku dan mengampungi segala dosa-dosaku.”
Kemudian arab badui tersebut kembali bergantung di tirai ka’bah dan berkata, “Wahai tuhanku, dosaku semakin menggunung dan amalan kebaikanku selalu tertolak. Aku sangat butuh kasih sayang-Mu.”
Setelah itu, Muhammad Saleh melihat arab badui itu sedang berada di padang arafah. Tangan kirinya diletakkan di atas kepalanya sambil berteriak, mengangis dan merengek. Ia berkata, “Wahai tuhanku, bumi tertawa karena kemakmuran yang engkau berikan, langit menurunkan hujannya karena rahmat-Mu dan semunya engkau berikan kepada orang-orang selalu mengesakan-Mu. Aku percaya bahwa engkau pasti meridhoiku dan meridhoi mereka. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Karena engkau adalah kekasih orang yang mencintai-Mu, penyejuk hati orang yang berlindung kepada-Mu dan orang yang menyendiri dalam beribadah untuk-Mu. Wahai tuhanku, aku sungguh-sungguh mengatakan ini. Aku diperintahkan untuk berkakhlak yang baik. Oleh karena itu, jadikanlah kedatanganku ini sebagai pecegah diriku siksa api neraka.
Kisah di atas mengajak kita untuk selalu mengintropeksi diri. Karena tanpa disadari begitu banyak dosa yang telah kita perbuat sehingga lupa mengingat Allah. Salah satu pesan yang sangat penting dalam kisah ini adalah anjuran untuk selalu mendoakan saudara yang ditimpa kesusahan dan diterpa kemiskinan