Kisah Aisyah, Istri Rasulullah yang Menolak Perempuan Disamakan dengan Keledai

Kisah Aisyah, Istri Rasulullah yang Menolak Perempuan Disamakan dengan Keledai

Kisah Aisyah pernah membantah hadis Abu Hurairah karena dianggap menyamakan perempuan dengan keledai.

Kisah Aisyah, Istri Rasulullah yang Menolak Perempuan Disamakan dengan Keledai

Aisyah adalah sosok kritikus hadis ulung. Banyak kisah Aisyah yang mengkritik beberapa periwayatan hadis yang dilakukan oleh sahabat. Beberapa hadis yang diriwayatkan tersebut biasanya dianggap oleh Aisyah kurang lengkap, atau sang sahabat tersebut kurang memahami konteks isi hadis tersebut.

Baca juga: Kisah Penyakit Aneh Hazim bin Walid

Dalam al-Ijabah li Iradi ma Istadrakathu Aisyah ala Sahabah yang ditulis oleh Badruddin al-Zarkasyi, disebutkan banyak sekali kisah Aisyah yang mengkritik periwayatan hadis banyak sahabat. Mulai dari Abu Hurairah, Ibnu Umar, Ali ibn Abi Thalib, Umar bin Khattab, dan para sahabat yang lain.

Bukan hanya itu, Aisyah sering kali menjadi rujukan kala ada beberapa hadis yang kurang difahami oleh para sahabat. Biasanya sahabat akan datang kepada Aisyah lalu menanyakan hadis tersebut. Aisyah tak segan-segan marah dan memvonis bahwa sahabat tersebut tidak faham atau tidak hafal hadis tersebut. Kritikan Aisyah kepada kepada para sahabat di antaranya adalah terkait perempuan.

Baca juga: Catatan untuk Ustadz Rahmat Baequni: Benarkah Imam Mahdi Muncul di Usia 40 Tahun?

Suatu hari Aisyah, istri Rasulullah SAW mendengar sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Hadis ini juga disebutkan dalam Sahih Muslim tentang 3 hal yang dapat membatalkan shalat jika tiga hal tersebut lewat di depan kita.

يقطع صلاة المرء المسلم المرأة والحمار والكلب الأسود

Tiga hal yang dapat membatalkan shalat seseorang, yaitu perempuan, keledai, dan anjing hitam.

Mendengar hadis tersebut, Aisyah kemudian marah kepada Abu Hurairah karena telah menyamakan perempuan dengan keledai dan anjing hitam.

قالت: بئس ما شبهتم بنا بالحمير والكلاب؟

Aisyah berkata: Betapa buruknya kalian yang menyerupakan kami dengan keledai dan anjing.

Aisyah lantas memberikan bantahan bahwa ia pernah rebahan di depan nabi ketika nabi tengah melakukan shalat. Pada saat itu nabi tidak meminta Aisyah untuk pergi dari tempatnya. Ini menandakan bahwa perempuan tidak bisa membatalkan shalat. Jika perempuan dapat membatalkan shalat, pastinya Rasulullah SAW akan meminta Aisyah untuk pergi meninggalkan tempat tidurnya kala nabi sedang shalat.

Baca juga: Sejarah Jilbab Bukan Cuma Selembar Kain

Kisah Aisyah dengan Abu Hurairah ini dapat dirujuk dalam al-Ijabah li Iradi ma Istadrakathu Aisyah alas Sahabah yang ditulis oleh al-Zarkasyi. (AN)

 

*Artikel ini hasil kerja sama Islami.co & RumahKitaB